Kisah Para Penyelam Harta Karun Sungai Musi: Perjuangan Menemukan Emas Hingga Piring Kuno

Rabu 13 Nov 2024 - 10:36 WIB
Reporter : Dudun
Editor : Novis

Ada banyak kepala keluarga yang mendiami kampung yang aksesnya harus melalui jalur air tersebut. Juga tidak semua kepala keluarga mencari rezeki Degnan menyelam mencari harta karun di dasar Musi.

BACA JUGA:Mayat Mr X Mengapung di Sungai Musi, Sempat Diduga Tumpukan Sampah oleh Warga Seberang Ulu II, Ini Cirinya!

BACA JUGA:Tragedi Sungai Musi, Seorang Pria Tenggelam Akibat Perahu Bocor

"Ada Sebagian warga yang hidup sebagai petani. Ada juga mereka hidup sebagai buruh bahkan juga akan yang bekerja diluar pulau Kemaro diperusahaan ataupun dipemerintahan. 

Beberapa waktu lalu, koran ini sempat turun langsung kelapangan. Terik matahari cukup terasa ketika tim sumateraekspres.id menelusuri Pulau Kemaro.

Tujuannya mencari penyelam tradisional yang pernah mengangkat harta karun termasuk benda bersejarah dari dasar Sungai Musi. Pencarian terhenti di lingkungan RT 18, Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang.

Di sana, masih ada sekitar 14 kepala keluarga yang menggeluti usaha pencarian harta terpendam di dasar sungai. Salah satunya adalah Edi Tamrin. Pria 52 tahun itu sehari-hari bertani.

Bapak empat anak tersebut memiliki perahu bermotor. Itu menjadi kendaraan utama untuk mendukung mobilitas penduduk Kemaro.

Selain itu, perahu bermotor juga bisa disulap menjadi perahu wisata dan siap disewa para pelancong yang ingin menyusuri Musi atau melihat keindahan Jembatan Ampera dari atas permukaan air.

Perahu bermotor juga menjadi andalan saat Edi menjalani pekerjaannya sebagai penyelam tradisional.

Meski menurunkan kemampuannya kepada anak-anaknya, dia menegaskan bahwa menyelami Musi bukanlah pekerjaan yang bisa menghidupi. Sebab, hasilnya tidak pasti.

Bercerita, pada masa mudanya, Edi mendapatkan banyak barang berharga dari dasar Musi. Mulai keramik, piring kuno, guci, pot kembang, samurai, dan bahkan emas.

BACA JUGA:Lagi Mencuci Pakaian, Lansia Terpeset dan Tenggelam di Sungai Musi, Begini Kondisinya

BACA JUGA:MERINDING! Kisah Lettu Rifai yang Masih Terluka Bangkit dari Rumah Sakit, Lalu Tembaki Belanda di Sungai Musi

Namun, sejak empat tahun terakhir, dia jarang turun ke sungai. ’’Sudah tua. Tidak tahan lagi, Pak. Menyelam harus yang muda. Mereka kuat dan lebih gesit,” ungkapnya.

Ada banyak kolektor yang berburu harta karun Sriwijaya. Umumnya, mereka memberikan modal berupa panjar sekitar Rp 30 juta sampai Rp 50 juta.

Kategori :