SUMATERAEKSPRES.ID – Menteri Pertahanan Israel, Yoav Katz, yang baru dilantik, mengungkapkan bahwa situs nuklir Iran kini lebih rentan setelah serangan Israel terhadap fasilitas pertahanan udara Iran bulan lalu.
Menurut Katz, serangan tersebut membuka peluang bagi Israel untuk menghambat dan menghancurkan ancaman nuklir Iran yang dinilai membahayakan keamanan negara Zionis.
Katz menyampaikan hal ini dalam pertemuan pertama dengan Forum Staf Umum IDF, di mana ia menegaskan bahwa Iran kini dalam posisi yang lebih rentan, dengan potensi kerusakan yang lebih besar pada fasilitas nuklirnya.
BACA JUGA:Iran Desak AS Tinggalkan Kebijakan Masa Lalu Terkait Teheran
"Kami memiliki kesempatan untuk menggagalkan ancaman yang ada, yang dapat berujung pada pemusnahan negara Israel," kata Katz.
Tensi antara kedua negara meningkat dengan serangkaian serangan rudal yang saling dilancarkan. Iran telah menembakkan rudal ke wilayah Israel dua kali tahun ini, yang memicu respons serangan udara dari Israel.
Puncaknya pada 26 Oktober 2024, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas militer Iran, menghancurkan lokasi strategis yang terkait dengan pengembangan drone dan rudal balistik, serta baterai pertahanan udara.
BACA JUGA:AS Kirim Jet Tempur F-15, Tanda Dukungan Israel Hadapi Ancaman Iran
BACA JUGA:Iran Tetap Kembangkan Nuklir, Tegaskan Tujuan Damai di Tengah Ketegangan Global
Ledakan dilaporkan terjadi di beberapa kota besar Iran, termasuk Teheran, Karaj, Isfahan, dan Shiraz.
Di sisi diplomatik, Menteri Luar Negeri Israel yang baru, Gideon Sa'ar, menegaskan bahwa ancaman nuklir Iran tetap menjadi isu utama yang dibahas dalam pertemuan antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden terpilih AS, Donald Trump.
Sa'ar juga mengingatkan pentingnya mencegah Iran mendapatkan kemampuan nuklir senjata, suatu langkah yang diyakini akan mempengaruhi stabilitas kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.
BACA JUGA:Iran Kritik Kehadiran Pesawat Pengebom B-52 AS Ganggu Stabilitas Kawasan
BACA JUGA:Israel Perkuat Pangkalan Udara Nevatim dan Tambah Pengamanan Bagi Pejabat Tinggi dari Ancaman Iran