SUMATERAEKSPRES.ID -Uang kertas kuno tidak hanya menjadi alat tukar di masa lalu, tetapi juga saksi sejarah yang kaya akan cerita.
Koleksi uang kertas lama dari berbagai negara, termasuk Indonesia, menjadi barang berharga bagi para kolektor dan sejarawan karena mencerminkan dinamika sosial, politik, dan ekonomi dari zaman ke zaman.
Uang kertas pertama kali diperkenalkan di China pada abad ke-7 selama masa Dinasti Tang. Pada saat itu, pedagang dan penguasa membutuhkan bentuk pembayaran yang lebih praktis dibandingkan koin logam yang berat. Barulah pada abad ke-13, uang kertas menyebar ke Eropa melalui perjalanan penjelajah terkenal, Marco Polo.
BACA JUGA:Uang Kertas Kuno: Nilai Sejarah dan Kekayaan Budaya dalam Lembaran yang Tak Terlupakan
BACA JUGA:Raih Cuan Instan, 5 Aplikasi Penghasil Uang Langsung ke Rekening hingga Rp999 Ribu
Di Indonesia sendiri, uang kertas pertama kali diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada abad ke-18 dengan nilai yang sangat terbatas.
Uang kertas di Indonesia mulai berkembang pesat pada masa penjajahan Belanda. Salah satu seri uang kertas yang terkenal adalah Gulden Hindia Belanda, yang diterbitkan mulai awal abad ke-19 hingga masa penjajahan Jepang.
Setelah kemerdekaan, uang kertas Indonesia mengalami beberapa perubahan, mulai dari Oeang Republik Indonesia (ORI) yang pertama kali dicetak pada tahun 1945 hingga desain modern rupiah yang kita gunakan saat ini.
ORI menjadi simbol penting perjuangan kemerdekaan Indonesia, mencerminkan upaya bangsa untuk lepas dari dominasi ekonomi Belanda.
Uang ini menjadi salah satu koleksi yang sangat dicari karena keunikan desain dan maknanya dalam sejarah nasional.
Yang membuat uang kertas kuno menarik desainnya yang mencerminkan kondisi politik dan budaya pada masanya.
BACA JUGA:Penguatan Literasi di Ruang Digital
BACA JUGA:Bobol Rumah, Gasak Uang Tunai dan Emas, Dua Pelaku Diamankan Begini Pengakuannya
Misalnya, pada masa penjajahan Jepang di Indonesia, uang kertas yang diterbitkan sangat berbeda dari masa Hindia Belanda. Uang Jepang didesain untuk menggantikan Gulden, namun karena inflasi dan tekanan ekonomi, nilainya sangat merosot.
Desain uang kertas kuno sering kali menampilkan simbol-simbol kekuasaan, seperti gambar raja, pahlawan nasional, atau landmark penting.