BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID - Suku Ogan menjadi salah satu kelompok etnis yang bermukim di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Etnis ini sudah lama bermukim dan tersebar di Provinsi Sumsel bahkan sampai Provinsi Lampung.
Suku Ogan di Kabupaten OKU ada yang bemukim di Baturaja, Ulu Ogan, Semidang Aji, Lubuk Batang, Peninjauan, Pengandonan) sampai Kabupaten Ogan Komering Ilir (Muara Baru, Anyar dan Banding Anyar), Kabupaten Ogan Ilir (Muara Kuang) di sepanjang aliran Sungai Ogan (Ayakh Ugan), dan terdapat kantong populasi kecil di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (Tugu Harum Belitang, Mendah, dan Martapura).
BACA JUGA:Kekayaan Alam Ogan Komering Ilir, Dari Perkebunan hingga Pertanian Berkelanjutan
BACA JUGA:Semen Baturaja Dukung UMKM Binaan Go Digital di Karya Nyata Festival
Selain di Provinsi Sumsel, Suku Ogan dapat dijumpai dalam jumlah yang sangat besar di Lampung meliputi Kabupaten Way Kanan (Way Tuba, Banjit dan Kasui), Lampung Utara (Kotabumi, Bukit Kemuning dan Ogan Lima), Pesawaran (Tegineneng), Lampung Barat (Sukau), Lampung Selatan, Kota Metro dan Lampung Timur.
Suku Ogan ini menghuni wilayah sepanjang aliran Sungai Ogan bagian hilir. Suku Ogan terbagi atas 5 Marga (Marge) utama, yaitu Marga Bindung Langit Lawang Kulon, Lubuk Batang, Perwatin IV Suku I, Ngabehi IV dan Muara Kuang. Masyarakat Ogan di Hilir memiliki pengaruh kebudayaan yang kuat dari budaya Komering dan Melayu Palembang.
Suku Ogan Ulakan merupakan sub-suku yang memiliki persebaran terluas di Lampung. Umumnya berasal dari Desa Kedaton dan Lubuk Rukam. Suku Ogan Uluan (Hulu), Suku Ogan ini menghuni wilayah sepanjang aliran sungai Ogan bagian hulu hingga aliran tengah.
Suku Ogan ini terbagi atas 4 Marga (Marge) utama, yaitu Marga Temenggungan, Samikerian, Semidang Alun II Suku III dan Aji.
Masyarakat Ogan di Hulu memiliki pengaruh kebudayaan yang kuat dari budaya Semende dan Besemah. Suku Ogan Uluan merupakan sub-suku yang masih kental akan kebudayaan Austronesia asli seperti pada kesenian Ngibing dan Kenong khas Ogan.
Sebagai salah satu suku yang cukup dominan, Suku Ogan juga memiliki beragam budaya termasuk tarian. Seperti Tari Ngibing yang merupakan tari tradisi yang sudah berkembang di OKU.
Tari ngibing merupakan tari pergaulan yang biasa dilakukan pada saat acara pernikahan maupun penyambutan tamu kehormatan sambil membawa selendang.
Para penari dengan lincahnya menghampiri warang besan, pengantin maupun tamu-tamu kehormatan untuk menari bersama dengan mengalungkan selendang.
Ketua Umum Dewan Kesenian OKU (DKO), Yunizir Djakfar menyampaikan pihaknya siap mempromosikan Tari Ngibing.
Apalagi Tari Ngibing pernah memukau para pengunjung saat ditampilkan Sanggar Sebimbing Sekundang di Taman Mini Indonesia Indah beberapa tahun silam
Selain tarian, juga ada Bahasa Ogan yang merupakan rumpun Bahasa Melayik dituturkan oleh masyarakat Ogan, baik di Sumsel dan kantong wilayah Ogan lainnya.