Rapat ini dibuka oleh Ketua Kongres, Soegondo Djojopoespito, yang menyampaikan pidato mengenai pentingnya persatuan pemuda dan sejarah organisasi pemuda di Indonesia.
Salah satu pidato penting pada hari itu disampaikan oleh Mohammad Yamin, yang membahas tema "Persatuan dan Kesatuan". Yamin menekankan pentingnya persatuan dalam mencapai kebangsaan Indonesia.
Pada hari kedua, rapat dilanjutkan di dua tempat berbeda, dimulai di Gedung Oost Java Bioscoop.
Djoko Marsaid, yang saat itu menjabat sebagai wakil ketua, membuka rapat dengan pidato singkat sebelum menyerahkan waktu kepada pembicara lain.
BACA JUGA:Momen Peringatan Sumpah Pemuda, Crivisaya Ganjar Ajak Milenial Ziarah ke Makam Pahlawan di Ogan Ilir
Salah satu pembicara penting adalah Inoe Martakoesoema, yang menekankan pentingnya pendidikan bagi generasi muda.
Ada juga pidato dari Soenario, yang berbicara tentang kepanduan serta hubungan antara nasionalisme dan demokrasi.
Meskipun berlangsung dengan lancar, Kongres Pemuda II tidak lepas dari tantangan.
Salah satu masalah yang muncul adalah perbedaan pendapat mengenai fusi atau penggabungan organisasi pemuda.
Hal ini menyebabkan Djoko Marsaid mengundurkan diri dari posisinya sebagai wakil ketua, dan digantikan oleh Soedjono Djoened Pusponegoro.
Meski ada perbedaan pandangan, semangat persatuan tetap menjadi prioritas utama dalam kongres ini.
Setelah dua hari diskusi, Kongres Pemuda II menghasilkan ikrar yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
Ikrar ini dibacakan pada akhir kongres dan diucapkan secara serempak oleh semua perwakilan yang hadir. Sumpah Pemuda terdiri dari tiga poin utama:
BACA JUGA:Pawai Sumpah Pemuda Tumbuhkan Patriotisme
BACA JUGA:Rayakan 95 Tahun Sumpah Pemuda, Puluhan Jeep Willys dan Vespa Meriahkan Pawai Kebangsaan