tidak bermutu atau bahkan berbahaya.
Bukannya menerima dan mengakui kesalahan, para owner skincare ini justru menyerang balik doktif dengan
mereport akun doktif sehingga akunnya tiba-tiba menghilang.
Terkait hal ini, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) RI Mohamad Kashuri meminta masyarakat agar tidak gampang tergoda dengan iklan
berlebihan.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk dapat menjadi konsumen cerdas dalam memilih produk skincare yang ingin
digunakan.
"Jangan tergiur kaitannya dengan iklan atau promosi yang tidak rasional. Contoh kalau kosmetik, dapat
memutihkan dalam waktu 1-2 hari nah itu kan kelihatan bohongnya, ya itu nggak usah dibeli, nggak usah diikuti,"
kata Kashuri melansir detik.com.
Di samping memperhatikan mutu dari produk skincare, Kashuri juga meminta masyarakat untuk turut serta dalam
melindungi diri dari produk skincare abal-abal.
Ia mengimbau konsumsen untuk hanya membeli produk skincare dengan izin edar dan beli di toko resmi.
Karena, produk skincare abal-abal yang dijual bisa memicu berbagai masalah kesehatan kulit, bahkan organ.
Selain itu, jika menemukan pelanggaran, Kashuri mempersilahkan masyarakat untuk turut ambil peran pula