Ketika dibangun pada tahun 1929, menara air ini merupakan salah satu proyek infrastruktur terbesar di Palembang dan menunjukkan kemampuan teknik sipil yang maju dari Belanda.
Proses pembangunannya melibatkan banyak tenaga kerja lokal dan ahli dari Belanda. Mereka menggunakan teknik konstruksi modern pada waktu itu, seperti penggunaan beton bertulang, yang masih jarang digunakan di Indonesia pada masa itu.
Selain itu, pembangunan menara air ini juga menjadi bagian dari upaya Belanda untuk meningkatkan sistem penyediaan air bersih di Palembang, yang sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan penduduk kota.
Ada juga cerita tentang bagaimana bangunan ini selamat dari berbagai peristiwa sejarah, termasuk pendudukan Jepang dan masa-masa awal kemerdekaan Indonesia.
Meskipun mengalami beberapa perubahan fungsi, struktur utama bangunan tetap dipertahankan, menunjukkan kekuatan dan ketahanan desain aslinya.
Kondisi terkini Kantor Ledeng cukup baik dan terawat. Bangunan ini masih berfungsi sebagai kantor pemerintahan dan menjadi salah satu landmark bersejarah di Palembang.
BACA JUGA:Palembang Kota Air yang Hilang? Ini Fakta Mencengangkan Sungai Tengkuruk, Ada Mistisnya Lho!
BACA JUGA:Gelar Kehormatan Kesultanan Palembang Darussalam, Ini Urut-urutan dan Sejarahnya
Renovasi dan pemeliharaan rutin dilakukan untuk memastikan bangunan tetap kokoh dan mempertahankan keasliannya.
Selain itu, Kantor Ledeng juga sering menjadi lokasi berbagai acara resmi dan upacara, menambah nilai historis dan budaya bangunan ini.
Taman di sekitarnya juga dirawat dengan baik, memberikan suasana yang asri dan nyaman bagi pengunjung.
Kantor Ledeng memiliki beberapa peran penting dalam sejarah Palembang, baik dari segi administratif maupun simbolis. Berikut adalah beberapa peran utamanya:
- Penyediaan Air Bersih: Awalnya dibangun sebagai menara air, Kantor Ledeng memainkan peran krusial dalam penyediaan air bersih bagi warga Palembang. Ini merupakan bagian dari upaya modernisasi infrastruktur kota oleh pemerintah kolonial Belanda.
- Pusat Administrasi: Setelah kemerdekaan Indonesia, bangunan ini berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan kota. Pada tahun 1956, bangunan ini menjadi balai kota dan kemudian pada tahun 1963 menjadi kantor wali kota Palembang. Ini menjadikannya pusat pengambilan keputusan penting bagi perkembangan kota.
- Simbol Sejarah dan Budaya: Kantor Ledeng adalah salah satu bangunan bersejarah yang menjadi simbol identitas kota Palembang. Keberadaannya mencerminkan perjalanan sejarah kota dari masa kolonial, pendudukan Jepang, hingga era kemerdekaan.
- Lokasi Acara Resmi: Bangunan ini sering digunakan untuk berbagai acara resmi dan upacara, baik oleh pemerintah kota maupun masyarakat. Ini menambah nilai budaya dan sosial dari Kantor Ledeng.