GM Pertamina Hulu Rokan Zona 4, Djudjuwanto menambahkan, PHR Zona 4 di tahun ini menjadi salah-satu andalan untuk produksi, terutama Pertamina EP. Bahkan di 2023, capaian produksi PHR Zona 4 mencapai 104 persen alias over target produksi.
Percepatan yang dilakukan mulai digarap salah-satunya yang paling penting adalah bagaimana menemukan titik-titik pengeboran yang baru. Untuk itu, pihaknya terus melakukan inovasi dan penambahan data. "Harapan kita nanti ada sumur-sumur di luar eksisting yang ada sekarang," terangnya..
Saat ini, jumlah pemboran cukup masif dan jadi andalan karena ditemukannya cadangan baru. "Di tahun ini ada 75 dan tahun depan (2025, red) 85 sumur. 57 persen pemboran ada di asset 2," sebutnya.
Dikatakan, pihaknya terus berupaya menambah sedikit untuk keluar dari yang eksisting. "Caranya dengan penambahan data baru dan teman-teman diolah dengan segala jenis teknikal nya itu dan margin pengeboran," ujarnya.
Kemudian, yang tidak boleh dilupakan adalah kesiapan fasilitas. Jika seandainya berhasil mendapatkan minyaknya, jangan sampai dapat minyak di sumur justru tidak dapat difungsikan. "Itu menjadi challenge (tantangan, red) bagi kita," akunya.
Di Prabumulih, Djudjuwanto mencontohkan ada sumur GNK dan LBK, daerah tersebut cukup prospek. "Prabumulih selain minyak dan gas nya cukup banyak, ini harapan yang besar dan naik terus dimana produksi Prabumulih di angka 8.600-8.700 barel per hari (BOPD) yang dulu sudah mulai menurun alhamdulillah dapat lagi," bebernya.
Hanya saja, lanjunya, jangan melihat presentase pencapaian, jangan puas dengan itu terutama untuk andalan yaitu field Prabumulih. Hal itu karena tugas kita masih banyak untuk terus meningkatkan dan PR kita masih cukup banyak.
Terlebih lagi, perihal target 1 juta barel oil per day (BOPD). Memang angka 1 juta bukan angka cukup mudah dicapai dan sudah menjadi cita-cita negara. "Dari kita pencapaian aset 2 sudah cukup bagus dan kita terus melakukan pengembangan salah satunya dilakukan seismik agar tidak hanya di sini dan dapat peluang-peluang baru di luar," lanjutnya.
Tak hanya memikirkan target, pihaknya juga berupaya untuk menekan cost (pengeluaran, red) karena pemerintah juga menyarankan untuk melakukan efisiensi (penghematan, red). "Memang ini bukan hal mudah dan menjadi sisi dilema kita," sebutnya.
Menyikapi hal itu, pihaknya tetap melakukan prioritas projects yang bisa langsung dapat minyak. ‘’Apabila projects tersebut tidak begitu ber-impact terhadap penambahan minyak maka akan mencoba delay (tunda, red) dan itu merupakan salah-satu strategi supaya dari sisi volume review bisa tercapai semua,” ujarnya. (chy)
"Walaupun tadi yang di low priority bukan berarti tidak akan dikerjakan, tetap akan dikerjakan tapi bertahap secara multiyears, mungkin 5 tahun jadi tetap berproduksi dan supaya cost per tahun bisa bagus disitulah salah satu strategi kita," bebernya.
Untuk itu, pihaknya juga menepis isu, semakin dapat minyak semakin rugi. "Harusnya semakin dapat minyak semakin untung. Karena kita sudah bisa menekan cost yang sudah cukup bagus. Kalau tidak salah, di angka sekitar USD23 per barel rata-rata keseluruhan," tutupnya mengaku yang Pertamina lakukan adalah sebagai tugas negara dan amanah mempertahankan energi nasional.
Tak ketinggalan, dalam proses produksi Migas, PHR Zona 4 juga selalu memprioritaskan aspek keselamatan untuk menjaga kelangsungan produksi yang unggul. PEP berkomitmen menjalankan praktik bisnis yang sejalan dengan tren investasi berkelanjutan dan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Sementara, berdasarkan data yang berhasil dirangkum dari Humas PHR Zona 4, untuk capaian keberhasilan produksi di masing-masing struktur yang ada di PHR Zona 4 tahun 2024, di antaranya:
Struktur Benuang: Peningkatan produksi 380 BOPD dan 4,5 MMSCFD menjadi 2,120 BOPD dan 8 MMSCFD (303%) dengan metode resivit study GGR (multi layer reservoir TAF).
Struktur Abab: Peningkatan produksi 195 menjadi 641 BOPD (329%) dengan metode Resivit Study GGR untuk stratigraphic play.