PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Berdasarkan Laporan Bank Indonesia Sumatera Selatan (Sumsel), prediksi pertumbuhan ekonomi Sumsel tahun ini di angka 4,7 sampai 5,5 persen year on year (yoy).
Pertumbuhan ini di dorong adanya penyelenggaraan pemilu dan pilkada yang diharapkan dapat meningkatkan permintaan domestik.
BACA JUGA:Pj Gubernur Elen Setiadi: Pertumbuhan Ekonomi Sumsel Tertinggi di Sumatera
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Sumsel Terbaik
Kemudian, berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN), pembangunan infrastruktur strategis, dan cuaca yang relatif stabil sehingga diharapkan peningkatan di sektor pertanian.
”Untuk inflasi di perkirakan terjaga di target 2,5 plus minus 1 seiring sinergi TPID (tim pengendalian inflasi daerah),” ucap Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Selatan, Ricky P Gozali saat Diseminasi Laporan Perekonomian Sumsel Edisi Agustus 2024 "Mendorong UMKM Sumsel agar Berdaya Saing Ekspor" di Excelton Hotel, Kamis (10/9).
Resiko yang perlu diwaspadai, kata Ricky adalah seperti konflik geo politik global, perlambatan permintaan ekspor batu bara Tiongkok.
“Kemudian pola perilaku wait and see pascapemilu dan pilkada serta ekspansi energi baru terbarukan yang dapat mempengaruhi kinerja sektor pertambangan,” tandasnya.
Ricky juga menyampaikan, hingga saat ini sektor UMKM masih menjadi tulang punggung perekonomian, karenanya dalam mendorong perekonomian Sumsel yang inklusif perhatian khusus harus diberikan.
Apalagi pada tahun 2023 jumlah pelaku UMKM di Indonesia sebanyak 66 juta, dengan 1.823 binaan bank Indonesia yang berfokus pada UMKM berdaya saing ekspor baik di Indonesia maupun Sumsel.
"Mendorong UMKM go ekspor Sumsel dapat men diversifikasi ekspor nya yang saat ini didominasi Bahan mentah, seperti batu bara, karet, CPO yang rentan dengan polaritas harga komunitas global, dan rentan isu lingkungan," katanya.
Membuat UMKM dapat berdaya saing ekspor tentu penuh tantangan, mulai dari pemenuhan kualitas dan kuantitas produk, kemampuan komunikasi UMKM (digital, dan bahasa), mainset dan manajemen UMKM, peraturan kebijakan negara tujuan ekspor termasuk sertifikasi, dan pengenalan tren dipasar tujuan dan kurasi.
"Peran penting UMKM dan tantangan dalam pengembangan yang dihadapi maka BI melakukan korporatasi, kapasitas dan pembiayaan. Sehingga UMKM dapat berdaya saing dan go ekspor," ujar Ricky.
Staff Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Pandji Tjahjanto mengatakan, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian di Sumsel.
Beberapa langkah strategis yang ditempuh untuk meningkatkan daya saing khususnya dalam pasar ekspor, seperti peningkatan kualitas produk berstandar internasional.