Dihadiri oleh 15.000 delegasi dari 125 negara, merupakan forum bagi para pemimpin industri energi. Untuk berdiskusi tentang perkembangan dan tantangan di sektor industri, dengan fokus utama pada pengembangan gas alam dan LNG.
Pada awal tahun ini, sambung Yoki, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Perpres No.14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon.
Perpres ini menjadi tonggak penting sekaligus lampu hijau bagi PIS dalam mengejar komitmen Pertamina mencapai Net Zero Emission pada 2060. Sekaligus, komitmen IMO mengurangi emisi dari industri perkapalan.
PIS juga tengah menyiapkan armada dan terminal yang diperlukan dalam bisnis CCS/CCUS. Salah satu kerjasama dengan NYK, adalah investasi kapal pengangkut LCO2 (liquid carbon dioxide) dan receiving terminal.
Keduanya merupakan infrastruktur utama yang dibutuhkan dalam mengembangkan bisnis CCS/CCUS. Bisnis CCS punya potensi sangat besar. Kuncinya, memahami teknologi, memahami pengangkutan CO2 sebagai sebuah kargo, memahami industri perkapalan, regulasi, dan lainnya. PIS telah memiliki keahlian di bidang ini.
BACA JUGA:Spirit Pekerja Kilang Pertamina Plaju Jaga Keandalan Energi di Hari Kemerdekaan
BACA JUGA:Kilang Pertamina Tingkatkan Standar Operasional Pelabuhan
Komitmen PIS dalam berkontribusi membangun negeri melalui industri logistik maritim, telah mendapat apresiasi dalam Jakarta Investment Award 2024. Bahkan dua penghargaan sekaligus.
Yakni, “Perusahaan Terbaik dalam Mewujudkan Investasi Berkelanjutan” dan “Top Perusahaan dengan Realisasi Capaian Investasi Tertinggi Tahun 2023 pada Project Tertentu”.
PIS sebagai Sub Holding Integrated Marine Logistic (SH IML) PT Pertamina (Persero) terus melakukan sejumlah transformasi strategis. Guna mencapai transformasi yang dimaksud, PIS berinvestasi baik di aspek pengembangan armada, operasional, teknologi, serta sumber daya manusia. (*/air)