"Kami berkomitmen memperluas dan memperkaya koleksi perpustakaan masjid di seluruh Indonesia, baik dalam bentuk buku fisik maupun digital," tegasnya.
Kolaborasi dan Dukungan untuk Pengelola Perpustakaan
Kamaruddin juga mendorong para peserta Bimtek, yang terdiri dari perwakilan Kantor Wilayah Kemenag dan pengelola perpustakaan masjid di seluruh Indonesia, untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
Ia menyebutkan pentingnya kolaborasi dengan pemerintah daerah, perpustakaan lokal, penerbit buku, hingga komunitas literasi untuk memperkuat peran perpustakaan masjid.
BACA JUGA:Kemenag dan OJK Terapkan Skema CWLD untuk Pengembangan Kota Wakaf
BACA JUGA:Viral! Skandal Asusila Guru Madrasah di Gorontalo, Kemenag Ambil Langkah Tegas
“Perpustakaan masjid adalah bagian dari upaya kita meningkatkan budaya literasi di masyarakat, terutama di daerah yang memiliki keterbatasan akses terhadap perpustakaan umum,” ungkapnya.
Di acara yang sama, Kepala Subdit Kepustakaan Islam Kemenag, Nur Rahmawati, mengumumkan pelaksanaan Bimtek yang berlangsung selama tiga hari, Jumat hingga Minggu (4-6/10/24), di Jakarta.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Perpustakaan Nasional, kalangan akademisi, dan konsultan teknologi informasi (IT).
"Kami juga akan mensosialisasikan Kepustakaan Islam Award 2024 yang dibuka secara daring melalui portal resmi Kemenag," ujar Nur.
Penghargaan ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekosistem literasi, khususnya di kalangan penulis, aktivis literasi, dan penerbit buku keagamaan.
Selain itu, Kemenag telah bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Management of Social Transformation Programme (Most UNESCO), dan Maxima dalam program literasi kebencanaan untuk masyarakat di Sumatra Barat.
“Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, dengan menjadikan perpustakaan masjid sebagai pusat informasi dan edukasi terkait kebencanaan,” pungkas Nur Rahmawati.