BACA JUGA:Perjuangan Perempuan dan Generasi Milenial
BACA JUGA:Peneliti Sebut Generasi X dan Milenial Punya Risiko Tinggi Alami Kanker
Bagaimana Solusi Setop 'Doom Spending'?
Baeckström menegaskan pentingnya memahami hubungan kita dengan uang apabila ingin mengatasi pengeluaran yang tidak sehat.
Masih kata dia, hubungan dengan uang seperti hubungan dengan orang lain, yakni hubungan itu dimulai sejak masa kanak-kanak dan memperlihatkan orang-orang membentuk berbagai jenis keterikatan.
"Jika Anda merasa memiliki keterikatan yang aman dengan uang, Anda dapat membuat penilaian yang baik terhadap sesuatu. Anda mengumpulkan pengetahuan dan Anda dapat mengevaluasinya. Namun jika Anda keterikatan hubungan yang tak aman dengan uang, atau jika Anda tergolong menghindar, maka Anda lebih mungkin tergoda untuk melakukan perilaku belanja yang tidak sehat ini," paparnya.
Sikap-sikap seseorang terhadap uang berasal dari cara dia dibesarkan. Apakah mereka kaya atau miskin, misalnya.
"Lalu, bagaimana keluarga mereka mengelola uang dan siapa yang mengendalikannya," kata Baeckström.
Membuat transaksi lebih nyata dan sulit dapat membuat orang berpikir dua kali tentang pengeluaran yang tidak masuk akal.
BACA JUGA:Perjuangan Perempuan dan Generasi Milenial
BACA JUGA:Selamat Tinggal Uang Tunai! Lion Group Beralih ke Pembayaran Non-Tunai
Samantha Rosenberg, salah satu pendiri dan COO Belong, sebuah platform wealth-building, menerangkannya kepada CNBC Make It.
Rosenberg memaparkan belanja daring dapat memperparah masalah pengeluaran yang tidak masuk akal.
Justru, melihat barang secara langsung dapat mencegah pembelian impulsif.
"Titik-titik keputusan tambahan seperti memilih toko, bepergian ke sana, mengevaluasi barang secara langsung, dan kemudian harus mengantre untuk membelinya akan membantu Anda memperlambat dan berpikir lebih kritis tentang pembelian Anda," katanya.
Di samping itu, menyiapkan notifikasi perbankan seluler menciptakan sedikit rasa sakit tambahan saat melihat transaksi.