Ketahui Fenomena 'Doom Spending' yang 'Serang' Kalangan Milenial dan Gen-Z

Selasa 01 Oct 2024 - 03:00 WIB
Reporter : Englia
Editor : Englia

SUMATERAEKSPRES.ID-Istilah  'doom spending' belakangan ini menjadi tren di kalangan milenial dan gen-Z

Fenomena tersebut adalah reaksi stres atas situasi perekonomian.

Fenomena doom spending adalah saat seseorang berbelanja tanpa berpikir, untuk menenangkan diri karena merasa pesimis dengan ekonomi dan masa depannya.

Melandir detik.com dalam Psychology Today oleh Profesor Kebijakan dan Manajemen Kesehatan City University of New York, Bruce Y Lee, doom spending terjadi saat seseorang merasa tertekan dengan situasi seperti kekacauan politik di Amerika Serikat (AS), kekacauan iklim di mana-mana, dan hal-hal lainnya. 

Sehingga, orang tersebut membeli lebih banyak barang untuk mengatasi rasa stres tersebut.

Tetapi, fenomena doom spending tidak hanya  terjadi di AS saja.

BACA JUGA:Kenalin 'Silent Walking' yang Jadi Tren di Kalangan Gen Z

BACA JUGA:Gen Z Lebih Suka Investasi Saham, Ketimbang Properti atau Membeli Tanah

Fenomena 'Doom Spending' Terjadi secara Global

Berdasarkan Survei Keamanan Finansial International Your Money CNBC, yang digeber oleh Survey Monkey yang menanyai 4.342 orang dewasa di seluruh dunia, hanya 36,5% orang dewasa di dunia yang merasa mereka lebih baik secara finansial dibandingkan orang tua mereka. 

Sedangkan 42,8% merasa bahwa kondisi finansial mereka sebenarnya lebih buruk daripada orang tua mereka.

"Generasi yang tumbuh sekarang adalah generasi pertama yang akan lebih miskin daripada orang tua mereka," kata Ylva Baeckström, dosen senior keuangan di King's Business School.

"Ada perasaan Anda mungkin tidak akan pernah bisa mencapai apa yang dicapai orang tua Amda,” ujarnya.

Sebagai akibatnya, doom spending menciptakan ilusi kendali di dunia yang terasa seperti tidak terkendali.

"Tetapi yang sebenarnya terjadi adalah, hal itu membuat Anda kehilangan kendali di masa depan, karena jika Anda menyimpan uang itu dan menginvestasikannya serta melakukan semua hal itu, Anda mungkin benar-benar dapat membeli rumah," katanya.

Kategori :