Melihat Penggunaan Inovasi Teknologi LoRa pada Nelayan Keramasan
SUMATERAEKSPRES.IDKelompok Nelayan Keramasan Sungai Ogan, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang kini berhasil mengadopsi inovasi teknologi LoRa (LongRange) untuk mengatasi kelemahan Sistem Identifikasi Otomatis (AIS). Teknologi ini merupakan pengembangan tim dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Palembang dan Universitas PGRI Palembang.
Neni – PALEMBANG
Inovasi Teknologi LoRa (LongRange) yang digunakan untuk monitoring dan pelacakan kapal tradisional pada kelompok nelayan Keramasan Sungai Ogan merupakan implementasi program hibah PKM Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Tahun 2024.
Inovasi tersebut berasal dari tim dosen UM Palembang, terdiri dari Yosi Apriani ST MT (ketua), Asri Indah Lestari ST MT, Dr Rismansyah SE MSi (anggota). Sementara dari Universitas PGRI Palembang ada Abil Dwi Junico dan Said Mursalin (anggota).
Yosi Apriani ST MT, mengatakan, di Provinsi Sumsel khususnya Kota Palembang, kapal tradisional berukuran kecil menjadi manifestasi masyarakat akuarian dimana kapal tradisional seperti jukung, ketek, lesung dijadikan moda transportasi orang dan barang di wilayah Sungai Ogan.
BACA JUGA:Dosen UM Palembang Kembangkan Teknologi LoRa untuk Nelayan Tradisional Sungai Ogan
BACA JUGA:Sejahterakan Nelayan dengan 'Mapan'
"Perpindahan orang dan barang melalui jalur sungai yang sangat jauh, seharusnya kapal dilindungi sebuah teknologi yang dapat meningkatkan level keselamatan selama berlayar. Praktis regulasi berupa PM No 7/2019 belum dapat menyentuh kepentingan masyarakat khususnya kapal-kapal tradisional," ujarnya, kemarin (23/9).
Yosi menjelaskan ada kelemahan AIS yang belum kompatibel dengan kapal tradisional. Dengan kondisi ini tentu optimalisasi teknologi untuk diterapkan di kapal tradisional kurang mendukung. Oleh karena itu diperlukan inovasi teknologi LoRa (LongRange) untuk mengatasi kelemahan AIS.
"LoRa sendiri merupakan tekonolgi jaringan nirkabel yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi jarak jauh serta menggunakan data rate yang kecil," sambungnya. Dirinya melihat Komunitas kelompok nelayan Palembang terbentuk dari tahun 2018 dan memiliki beberapa titik di Palembang, salah satu wilayah yang di daerahnya memiliki kelompok nelayan ada di daerah Kecamatan Kertapati. Nama kelompok nelayan yang terbentuk adalah Kelompok Nelayan Al-Hikmah.
BACA JUGA:Menjaga Mutu Yellowfin Tuna Nelayan Timur, Tangkap Ikan dengan Prinsip Ekonomi Biru
BACA JUGA:Bantu Nelayan Babel Pangkas Biaya Operasional Melaut, Lewat Program Electrifying Marine PLN
"Setelah melalui beberapa kali pergantian kepengurusan Kelompok Nelayan Keramasan berganti nama menjadi Kelompok Nelayan Al-Hikmah dengan 10 anggota diketuai Kahirul Anwar," jelasnya. Namun anggota kelompok nelayan Keramasan hanya beberapa orang saja memiliki perahu, sehingga untuk aktivitas menangkap ikan mereka menggunakannya bergiliran.
"Perahu tradisional (ketek/jakung) untuk mencari ikan di Sungai Ogan, tetapi kelompok atau komunitas ini belum ada teknologi yang memantau posisi nelayan jika sedang mencari ikan," sambung dia. Selain itu pihaknya melihat permasalahan Kelompok Nelayan Al-Hikmah ini yaitu manajemen pemasaran hasil tangkapan. “Kami berharap PKM ini membantu kelompok nelayan lebih terpantau posisi perahunya saat sedang mencari ikan, keselamatan para anggota terjaga, serta produksi tangkapan ikan meningkat,” pungkasnya.