Barang bukti lainnya, celana dalam korban, satu setel pakaian olahraga yang dikenakan korban, dan surat hasil autopsi dari Forensik RS Bhayangkara M Hasan Palembang. Harryo mengungkapkan, tim dokter forensik tidak mendapati cairan sperma pada alat vital korban AA. Meski keempat tersangka mengaku melakukannya sampai klimaks. Baik di TKP pertama maupun kedua.
"Tidak didapati cairan sperma, dikeluarkan di luar," terang Harryo. Diduga para tersangka juga khawatir korban sampai hamil, setelah mereka ‘perdayai’ secara bergiliran. Harryo melanjutkan, pihaknya telah melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap para saksi. Pengumpulan alat bukti, autopsi, hingga pra rekonstruksi.
BACA JUGA:Guru Curiga Luka Lebam pada Siswi SD, Anak Mengaku Ditinju Ibunya
Sehingga patut diduga kuat, keempat tersangka tersebut melakukan persetubuhan, penganiayaan, hingga korban anak bawah umur meninggal dunia. Atas perbuatannya, keempat tersangka dikenakan Pasal 76 huruf C jo Pasal 80 ayat 3 UU Perlindungan Anak.
Juga dilapiskan Pasal 76 huruf D jo Pasal 81 ayat 1 UU Perlindungan Anak, serta Pasal 76 huruf E, jo Pasal 83 ayat 1 UU Perlindungan Anak. "Dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara dan atau denda paling banyak Rp3 miliar," tegas Harryo.