Doakan Leluhur Terlahir di Alam Bahagia, Umat Buddha Rayakan Ulambana

Minggu 01 Sep 2024 - 19:39 WIB
Reporter : Adi
Editor : Edi Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID -  Berawal dari kisah murid Buddha Sakyamuni, RA Maudgalyayana dalam menolong ibunya yang terlahir pada alam Preta, tradisi Ulambana atau pelimpahan jasa terus diadakan hingga kini.

Bahkan Ulambana menjadi hari besar di kalangan umat Buddha setiap tahun. Pada momen Ulambana ini, setiap anak akan melakukan pelimpahan jasa untuk orangtua dan leluhurnya yang telah meninggal dengan harapan akan lahir di alam manusia dan alam bahagia. 

“Kisah tersebut menceritakan saat murid sang Buddha melihat ibunya di alam Preta mengalami kesusahan dan lahir di alam Preta,” ungkap Pembina Vihara Dharmakirti, Darwis Hidayat di sela-sela kegiatan, Minggu (1/9). Tak hanya melakukan doa dan pembacaan sutera, juga memberikan persembahan dana ke Sangha dengan tujuan agar ibunya bisa kembali terlahir di alam bahagia. 

Perayaan Ulambana setiap bulan ke tujuh Tahun Lunar di semua Vihara, termasuk di Vihara Dharmakirti, Minggu (1/9). Dalam perayaan kali ini, terdapat 6 ribu nama dari umat yang dipimpin langsung bhiksu dari Sangha Agung Indonesia (Sagin). Di momen itu, umat secara tertib dan teratur mengikuti tiap rangkaian doa sambil mendoakan dan melimpahkan doa kepada para orang tua, kerabat dan leluhurnya yang telah meninggal dunia.

BACA JUGA:Ribuan Umat Rayakan Ulambana di Vihara Dhatmakirti: Doa dan Pelimpahan Jasa untuk Orangtua dan Leluhur

BACA JUGA:Umat Buddha Antusias Ikuti Pelaksanaan Chanting yang Digelar LPTG

"Dalam kepercayaan agama Buddha, Hari Ulambana merupakan salah satu hari besar bagi umat Buddha. Ini jadi waktu yang tepat bagi mereka mendoakan leluhur, orangtua, dan kerabat yang meninggal. Dengan mendoakan dan melimpahkan semua amal kebaikan kepada mereka yang meninggal, akan memberikan penerangan sekaligus membawa para leluhur, orangtua dan kerabat kembali terlahir di alam bahagia," ulasnya.  

Sebelum mencapai Ulambana, para bhiksu terlebih dahulu menjalani masa vasa dalam kurun waktu tertentu dengan tujuan memperdalam ilmu dan keyakinannya pada agama Buddha. Setelah itu mereka memasuki Hari Ulambana yang merupakan masa penuh keberkahan dan momentum yang pas Dalma berdoa terutama untuk keluarga yang telah meninggal. 

Umat juga memberi persembahan ke leluhur berupa makanan yang diletakkan di meja persembahan khusus. Ini dimaksudkan agar menjadi bekal di dalam perjalanan mereka terlahir di alam bahagia. "Dalam bahasa awam, Ulambana simbol dan bukti bakti seorang anak kepada orangtua, leluhur, dan kerabat yang telah meninggal. Sehingga nantinya memberikan karma baik dan kebaikan bagi mereka," pungkasnya. 

 

Kategori :