SUMATERAEKSPRES.ID – Legenda Tan Bun An adalah salah satu cerita rakyat paling terkenal di Palembang, Sumatera Selatan, yang mengisahkan cinta tragis antara seorang saudagar Tiongkok, Tan Bun An, dan Siti Fatimah, putri dari Kerajaan Sriwijaya.
Kisah ini tidak hanya menyentuh aspek romantis tetapi juga menjelaskan asal-usul Pulau Kemaro yang kini menjadi destinasi wisata terkenal.
Tan Bun An dan Siti Fatimah memutuskan untuk menikah setelah memperoleh restu dari orang tua Tan Bun An di Tiongkok.
Mereka kembali ke Palembang membawa hadiah berupa tujuh guci besar. Namun, saat Tan Bun An membuka guci-guci tersebut di Sungai Musi, ia mendapati isinya hanya sawi asin.
BACA JUGA:Bantu Dekatkan Akses Keuangan bagi Warga, Ini Kisah Sukses AgenBRILink Mitra UMI Sunaie
BACA JUGA:LRT Tambah 8 Perjalanan, Support Lomba Bidar, Selama 29-31 Agustus Total 102 Perjalanan Kereta
Merasa kecewa, Tan Bun An membuang guci-guci tersebut ke sungai. Ketika guci terakhir pecah, ternyata di dalamnya terdapat emas.
Tan Bun An merasa bersalah dan memutuskan untuk mencari emas tersebut di sungai, diikuti oleh pengawalnya dan Siti Fatimah.
Sayangnya, mereka tidak pernah ditemukan kembali. Menurut legenda, peristiwa ini menjadi latar belakang terbentuknya Pulau Kemaro di Sungai Musi.
Saat ini, Pulau Kemaro merupakan destinasi wisata yang populer, terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera, menghubungkan kawasan Seberang Ulu dan Seberang Ilir.
BACA JUGA:Kenali Lomba Perahu Bidar Palembang: 6 Fakta Menarik dalam KEN 2024
BACA JUGA:Lestarikan Tradisi Bidar yang Hampir Punah
Pulau ini dikenal dengan berbagai situs bersejarah, termasuk pagoda berlantai sembilan, kelenteng Hok Tjing Bio, dan makam yang terkait dengan legenda Tan Bun An dan Siti Fatimah. Pulau Kemaro juga mendapat julukan "pulau yang kemarau" karena tidak pernah tenggelam meski saat air Sungai Musi pasang.
Selama perayaan Cap Go Meh, puncak perayaan Imlek, Pulau Kemaro menjadi tempat yang sangat ramai dikunjungi. Ribuan orang dari berbagai daerah di Sumatera Selatan, nasional, bahkan mancanegara datang untuk merayakan.
Perayaan ini diwarnai dengan berbagai acara menarik, kuliner lezat, dan tradisi seperti penyembelihan kambing hitam di dekat makam Tan Bun An dan Siti Fatimah.