FIFGROUP Seriusi Green Financing dan Panel Surya untuk Lingkungan Lebih Bersih

Rabu 28 Aug 2024 - 09:10 WIB
Reporter : Rendi Fadillah
Editor : Rendi

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Cuaca di bumi saat ini sudah sedemikian ekstrem. Pada musim kemarau, suhu panas di Indonesia telah mencapai 25-34 derajat celcius menyebabkan kekeringan semakin panjang dan tanaman sulit bertahan hidup. Sementara musim hujan, potensi hujan lebat, badai hebat, puting beliung, longsor, naiknya air laut memicu banjir bandang, hingga menimbulkan berbagai macam penyakit.

 

Dampak perubahan iklim ini akibat global warming beberapa dekade terakhir. Tahun 1980, suhu bumi masih di bawah 0,25 derajat celcius, kini naik ke range 0,74 ± 0,8 derajat celcius. Laporan World Meteorological Organization memperkirakan antara tahun 2023-2027, suhu global bertambah hingga mencapai ambang kritis 1,5 derajat celcius. Risikonya, gelombang panas yang ekstrem, permukaan laut terus naik, hingga kepunahan satwa liar.

 

Naiknya suhu bumi lantaran besarnya produksi emisi gas rumah kaca (GRK), baik itu karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen oksida, klorofluorokarbon. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang di- update per 28 Juli 2022, berdasarkan laporan inventarisasi GRK dan MPV 2020, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, pada 2019 mencapai 1,86 miliar ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e). Jumlah ini meningkat hingga 4 kali lipat dibanding 2 dekade sebelumnya, yakni tahun 2000 sebesar 1,18 miliar ton, 2001 sebesar 461,4 juta ton, dan 2002 sebesar 742,3 juta ton.

 

Emisi CO2 (karbon) menjadi salah satu pendorong emisi GRK terbesar, terutama berasal dari penggunaan bahan bakar minyak (energi fosil) oleh kendaraan bermotor. Ditaksir kendaraan menyumbang emisi perkotaan 70-80 persen, dengan 160.652.675 unit kepemilikan kendaraan di Indonesia per Februari 2024 (korlantas.polri.go.id). Berdasarkan data Global Carbon Project (2017), produksi e misi karbon mencapai 487 juta ton (MtCO2).

 

Mengingat situasinya genting, Pemerintah Indonesia berupaya memitigasi secara berkelanjutan guna menekan emisi GRK dan mencegah kerentanan krisis iklim. Pemerintah mengurangi jejak karbon dengan mengurangi energi fosil, mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), penggunaan kendaraan listrik, pemanfaatan energi listrik di rumah tangga dan industri, serta pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).

 

BACA JUGA:Digitalisasi Finansial dan UMKM, AstraPay Wujudkan Indonesia Maju

 

BACA JUGA:Gapai Impian Bersama Astra Financial, Cerita Pelanggan Otomotif di GIIAS 2024

 

Dalam dokumen NDC ( Nationally Determined Contribution) yang diratifikasi dari Perjanjian Paris, Pemerintah RI berkomitmen menurunkan emisi GRK 31,89 persen (dengan kemampuan sendiri) dan 43,2 persen tahun 2030 (dengan dukungan internasional). Targetnya pada 2060, Indonesia mencapai net zero emission (NZE).

 

Namun Pemerintah tak bisa berjalan sendiri, butuh peran berbagai stakeholders mewujudkannya, salah satunya penggunaan EBT dan penyaluran green financing (pembiayaan hijau) pada kendaraan listrik atau ramah lingkungan. PT Federal International Finance (FIFGROUP) sebagai anak perusahaan PT Astra International Tbk dan bagian dari Astra Financial menyadari perannya sangat urgent menyukseskan target NZE lewat inisatif keberlanjutan pada sektor pembiayaan sebagai core business dan penggunaan EBT.

 

FIFGROUP memfasilitasi pembiayaan hijau kepada konsumen yang membeli motor listrik secara kredit, serta memasang solar panel (panel surya) di kantor-kantor cabang FIFGOUP seluruh Indonesia. Langkah ini sebagaimana misi perusahaan menjalankan program keberlanjutan sejalan dengan Environment, Social, and Governance (ESG).

 

FIFGROUP meyakini semakin banyak masyarakat Indonesia menggunakan kendaraan listrik, semakin besar mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor sehingga udara makin bersih. Ditaksir emisi karbon 1 liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) CO2e, sementara 1,2 kWh listrik emisinya setara 1,02 kg CO2e atau ada pengurangan emisi hingga 56 persen.

 

Ditarget tahun ini FIFGROUP bisa mengucurkan pembiayaan sepeda motor listrik (molis) 1.500 unit. Tak melulu memberikan fasilitas, FIFGROUP menstimulus minat market (konsumen) membeli molis dengan berbagai promo, seperti kredit molis Honda EM1 e: dan EM1 e:Plus cukup DP (down payment) mulai 10 persen. Calon konsumen bisa mencicil mulai Rp1 juta-an per bulan dengan tenor hingga 3 tahun.

 

Ferry Ahmadi (45), salah satu debitur FIFGROUP mengaku ia dan keluarganya beberapa kali kredit motor via FIF karena kompetitif dan terjangkau. “Terakhir beli PCX 2021 dan kreditnya habis awal Januari 2024. Sekarang mau kredit motor lagi untuk istri kerja. Tapi belakangan kami tertarik membeli molis supaya hemat biaya BBM. Motor ini (suara) senyap dan tanpa gas buang (emisi),” ujar warga Perumahan Anggrek Residence Blok F Jl OPI 1 ini kepada Sumatera Ekspres.

 

BACA JUGA:Diwarnai Overtime, NEXAT Melaju Ke Final Party Honda DBL with Kopi Good Day 2024 South Sumatera, SELAMAT!

 

BACA JUGA:Astra Motor Sumsel Raih Prestasi Tertinggi, Di Technical Skill Contest 2024 Tingkat Nasional

 

Ia pun memilih menunggu (indent) molis Honda EM1 e: resmi dipasarkan di Kota Palembang pada Maret 2024 lalu usai peluncuran Desember 2023 di Jakarta. “Mau beli tunai harganya tinggi Rp40 juta-an, uang saya tidak cukup. Solusinya ngambil kredit, apalagi diler Honda kerjasama dengan leasing FIF langganan. Saya mendapat banyak benefit, mulai dari subsidi Pemerintah, diskon pembelian, hingga angsuran murah Rp1 juta-an per bulan,” ungkap karyawan swasta ini.

 

Bayarnya tak sulit, bisa via transfer bank, e-wallet, e-money, minimarket terdekat, kantor pos, dan sebagainya. Dengan kredit di FIF, Ferry dapat mengelola keuangan rumah tangganya dengan lebih baik sesuai pendapatan dan peruntukan. “Motor sudah jadi kebutuhan penting aktivitas sehari-hari. Bagi saya untuk bekerja, begitupula istri, dan anak yang sebentar lagi kuliah. Minimal kalau punya masing masing kami mandiri,” terangnya.

 

PIC Motor Listrik Honda sekaligus Supervisor Area Astra Motor Sumsel, Valentinos David menjelaskan Honda memasarkan motor listrik EM1 e: seharga Rp43,3 juta dan EM1 e:Plus Rp46,8 juta (OTR Palembang). “Peminatnya cukup baik, namun rata-rata pembeli molis Honda masih segmen middle high,” ujarnya.

 

Biasanya orang yang beli molis ingin mengikuti tren, show up, atau peduli lingkungan. Tak hanya membayar cash, beberapa konsumen kredit seperti umumnya. “Proporsinya, mayoritas memilih pembiayaan FIF sekitar 30-40 persen,” lanjut Valentinos. Selain masih satu grup di Astra Group, banyak keuntungan ditawarkan kepada customer.

 

Contoh bulan Agustus 2024 ini, dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI, ada subsidi plus diskon molis hingga Rp17 juta, padahal bulan lalu diskonnya cuma Rp8,5 juta. Dari harga motor EM1 e: Rp43,3 juta, konsumen cukup membayar Rp26,3 juta. “Promo ini juga berlaku untuk pembelian kredit via FIF di semua diler Honda Sumsel. DP-nya Rp1-2 juta,” tuturnya. Masih kerjasama dengan FIFGROUP, konsumen kredit memperoleh potongan angsuran hingga Rp120 ribu per bulan selama masa tenor. Jadi misal angsuran Rp1 juta per bulan, setiap bulan customer hanya setor cicilan Rp880 ribu.

 

“Selain mengenjot penjualan motor listrik, promo ini partisipasi kita pada momen HUT RI dan pengurangan emisi kendaraan bermotor di Tanah Air untuk lingkungan lebih bersih,” bebernya. Dikatakan, kehadiran perusahaan pembiayaan yang fasilitasi pembelian motor customer sangat membantu mendongkrak penjualan. Di Astra Motor Sumsel, sekitar 70 persen konsumen membeli kredit.

 

“Harga motor bukan nominal kecil, sementara kendaraan telah menjadi kebutuhan primer setiap orang untuk menunjang mobilitas, bukan lagi sekunder. Membeli kontan belum tentu mereka mampu, memiliki uang, atau kalaupun memaksakan diri akan menganggu cashflow rumah tangga-nya. Dengan mengangsur per bulan, konsumen lebih mudah mendapatkan motor tanpa memberatkan keuangannya,” pungkasnya.

 

Marketing New Motorcycle (NMC) Director FIFGROUP, Daniel Hartono menjelaskan pembiayaan molis salah satu upaya FIFGROUP berkontribusi aktif pada pengurangan emisi karbon. “FIFGROUP melalui brand services FIFASTRA menawarkan skema pembiayaan sepeda motor listrik Honda. Ini bagian komitmen kami melestarikan lingkungan dan melawan perubahan iklim yang sedang terjadi,” tutur Daniel dalam keterangan resmi.

 

Dikatakan, pembiayaan motor salah satu backbone di FIFGROUP. “Dengan pengalaman 35 tahun, FIFGROUP mengedepankan proses pengajuan kredit molis yang mudah, aman, cepat, dan memiliki rate kompetitif kepada masyarakat,” bebernya.

 

Dukungan nyata Pemerintah pada program kepemilikan kendaraan listrik merupakan salah satu benefit yang bisa didapatkan calon konsumen. “FIFGROUP telah memenuhi persyaratan mendapatkan subsidi dari Pemerintah atas kredit molis konsumen. Nilai subsidinya Rp7 juta per unit,” tambah NMC Financing Marketing Regional II Division Head FIFGROUP, Ronald Bintoro.

 

Perbanyak Pemasangan Panel Surya

 

Selain green financing, FIFGROUP gencar menggunakan EBT pada kantor-kantor perusahaan. Hingga 24 Juli 2024, finance company ini telah memasang 22 solar panel di kantor cabang FIFGROUP di seluruh Indonesia, dengan total kapasitas terpasang sebesar 237,6 KwP. Rinciannya 1 cabang pada 2019, 7 cabang pada 2022, 10 cabang di 2023, serta 4 cabang periode Januari-Juli 2024.

 

Targetnya sampai akhir tahun, FIFGROUP menginstalasi solar panel di 8 kantor cabang lagi, yakni cabang Pondok Gede, Sorong, Batam 1, Pangkal Pinang, Pontianak 1, Surabaya 1, Lampung, dan Jatiuwung. Khusus Kantor Cabang Palembang, FIFGROUP memasang solar panel kapasitas 10,8 KwP pada 4 Juli 2023.

 

Pemasangan PLTS atap ini sebagai upaya perusahaan mengurangi emisi GRK, menyukseskan program transisi energi bersih, serta mewujudkan nol emisi karbon 2060. Diketahui Palembang terpilih menjadi salah satu lokasi instalasi panel surya karena tingkat sinar mataharinya yang tinggi. Data Global Horizontal Irradiation (GHI) menyebutkan intensitas irradiasi matahari tertinggi berada di wilayah Indonesia bagian Selatan (kisaran 1.600 KWh/m2 sampai dengan 2.000 KWh/m2).

 

Daniel mengajak semua masyarakat berperan aktif mengurangi emisi GRK dan melestarikan lingkungan sekitar guna memberikan tempat tinggal lebih baik kepada anak cucu di masa depan. “Mari kita tingkatkan kesadaran pentingnya keberlanjutan dan mengurangi jejak karbon di bumi. Dengan melakukan hal-hal kecil mulai dari kita, seperti menghemat energi dan memilih sumber daya yang ramah lingkungan. Kita dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih cerah untuk generasi mendatang,” tambah Daniel saat peresmian solar panel ke-14 di Kantor FIFGROUP Cabang Palembang kala itu.

 

Saat ini FIFGROUP juga punya program kampanye #CARE (Create Action, Rescue Earth) dalam mewujudkan aksi nyata Perseroan. Ada 3 inisiatif, yaitu #CAREforWaste dimana member of Astra ini mendorong karyawan lebih bijak menggunakan air, mengurangi penggunaan kertas berlebihan, hingga penggunaan botol plastik di area kantor.

 

Kemudian #CAREfoPeople, FIFGROUP berinisiatif menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan inklusif melalui program rekrutmen untuk pegawai disabilitas dan inspeksi safety riding. Serta #CAREforGreenLiving menciptakan kehidupan berkelanjutan dengan mendorong karyawan menghemat penggunaan listrik.

 

Ekonom Sumsel dari Universitas Tridinanti Palembang, Prof Sulbahri Madjir menjelaskan penerapan inisiatif keberlanjutan oleh setiap perusahaan atau industri sangat penting dalam upaya pengurangan emisi dan limbah, serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan atau SDGs ( sustainable development goals). “Kita harus mendorong green economy, financing, technology, product , dan sebagainya supaya semakin berdaya saing,” ungkapnya.

 

Semakin masif penerapannya, target Pemerintah Indonesia menurunkan emisi GRK di tahun 2030 sebesar 29 persen atau setara 834 juta ton C02-ekuivalen dan NZE 2060 akan tercapai. “Saya perhatikan sekarang banyak sekali industri yang kurang memperhatikan lingkungan dan proses bisnisnya hanya mengutamakan profit semata. Polusi industri mencemari udara dan membahayakan kesehatan,” beber Sulbahri.

 

Karena itu ia mengapresiasi perusahaan yang peduli keberlanjutan, seperti bank atau finance yang mendorong pembiayaan hijau, menggunakan panel surya, dan seterusnya. “Pemerintah kita sudah mengarahkan agar semua perusahaan atau industri berkelanjutan, untuk kelangsungan bumi, sumber daya, dan kesejahteraan rakyat,” tutupnya.

 

Pengamat Energi Terbarukan dari Universitas Sriwijaya, Prof Ir Zainuddin Nawawi PhD IPU mengakui penggunaan PLTS Atap oleh perusahaan seperti FIFGROUP merupakan inovasi transisi energi yang rendah karbon, layaknya konsep bangunan (hunian) hijau yang disuarakan Presidensi G20 Indonesia 2022.

 

“Seyogyanya ini tak hanya menjadi tugas Pemerintah, juga para stakeholders terkait dan masyarakat harus terlibat aktif mengurangi efek rumah kaca melalui penggunaan EBT. PLTS Atap sangat cocok diterapkan di perkantoran atau rumah-rumah rakyat sebagai upaya mengurangi konsumsi dan beban pembangkit listrik penghasil emisi karbon, baik pembangkit berbahan bakar batubara (PLTU) maupun solar (PLTD),” pungkasnya. (fad)

Kategori :