https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Digitalisasi Finansial dan UMKM, AstraPay Wujudkan Indonesia Maju

PEMBAYARAN DIGITAL : Dengan mengakses e-wallet AstraPay, pengguna bisa melakukan pembayaran apa saja secara digital, termasuk iuran BPJS Kesehatan.- Foto : RENDI/SUMEKS-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Sektor digital diyakini menjadi tumpuan dan kekuatan ekonomi global di masa mendatang. Dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Digital Indonesia 2023-2045, Kementerian PPN/Bappenas memproyeksi nilai aktivitasnya di Indonesia mencapai Rp22.513 triliun tahun 2045, dari posisi 2021 sebesar Rp1.490 triliun. Jika kontribusi TIK terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) RI 2021 baru 6,12 persen, maka 2045 diperkirakan tembus 20,7 persen. 

Artinya digitalisasi akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi ke depan, serta mengakselerasi Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi atau Negara Maju 2045. Namun dengan catatan, untuk memacu pertumbuhan ekonomi digital yang pesat, Pemerintah bersama stakeholder terkait perlu melengkapi infrastruktur telekomunikasi, mulai dari jaringan backbone (koneksi/sinyal internet) ke seantoro negeri, data center, cloud computing (server, database, perangkat lunak). Didukung SDM bidang teknologi yang mumpuni, perlindungan konsumen, hingga pengembangan ekosistem digital. 

Keberadaan ekosistem digital, baik itu e-commerce (marketplace) atau social commerce (media sosial), on demand services, financial technology (fintech), maupun online travel agent ikut meningkatkan penggunaan platform dan transaksi keuangan/pembayaran digital melalui online banking, uang elektronik (e-money), dompet elektronik (e-wallet), hingga QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).  

Saat ini tren transaksi digital terus melaju seiring kian banyak platform digital. Data Bank Indonesia (BI) menunjukan pada tahun 2023, nilai transaksi digital mencapai Rp58.478,2 triliun naik 13,48 persen dibanding tahun 2022 yang sebesar Rp52.545,8 triliun dan 2021 Rp39.841,4 triliun. Diproyeksi tahun 2024 meningkat 9,11 persen (year on year) menjadi Rp63.803,77 triliun.  

BACA JUGA:Dukung Literasi Digital Guru SMP, Berbantuan Kecerdasan Buatan

BACA JUGA:Dukung Transformasi Bisnis Digital Bluebird, Ciptakan Mobilitas Masa Depan

Besarnya transaksi digital juga didorong keberadaan aplikasi e-wallet seperti AstraPay yang berada di bawah naungan Astra Financial. Hingga Mei 2024, aplikasi ini telah memiliki 13 juta pengguna sejak diluncurkan Juli 2020, dan berhasil mencatatkan 32 juta transaksi dengan gross transaction value (GTV) sebesar Rp 19,03 triliun. Ditarget hingga akhir 2024 bisa merangkul 15 juta users dengan GTV Rp52,59 triliun. 

Saat ini AstraPay melayani transaksi apapun dimanapun via online, meliputi pembelian pulsa, paket data, token listrik, voucher games. Kemudian pembayaran angsuran kendaraan (FIF Group, ACC, Maucash, TAF), tagihan (telepon, PDAM, TV kabel, gas), polis asuransi (Astra Life, BPJS Kesehatan), donasi dan zakat (zakat mal, zakat profesi, infaq, wakaf), pembayaran tiket transportasi umum (MRT, Trans Jakarta), serta pajak (PBB). 

Tidak itu saja, users juga dapat melakukan pembayaran dengan fitur QRIS AstraPay di 31,86 juta merchant QRIS seluruh Indonesia. Data merchant per April 204 itu sebagian besar merupakan UMKM. Chief Marketing Officer PT Astra Digital Arta (AstraPay), Reny Futsy Yama menyampaikan pihaknya menyadari ekonomi digital menjadi kunci akselerasi perekonomian negeri. Sebagaimana tujuan Pemerintah Indonesia meningkatkan keuangan digital Tanah Air, AstraPay mencoba berkontribusi, mengedukasi sistem pembayaran digital, meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, khususnya bagi pelaku UMKM. 

Reny berharap kehadiran AstraPay memudahkan masyarakat melakukan transaksi digital apa saja. “Kami juga mendorong secara masif kerja sama dengan berbagai merchant UMKM di Indonesia. Langkah ini sebagai inisiatif perusahaan mendukung transformasi digital finansial dan memacu digitalisasi UMKM untuk Indonesia Maju,” ungkap Reny. Total sampai semester 1 2024, sudah ada 25 ribu merchant bekerjasama dengan AstraPay. 

BACA JUGA:Presiden Jokowi Kunjungi BNI Digital Banking Cafe, Akses Layanan Perbankan Makin Mudah dan Nyaman di IKN

BACA JUGA:Maksimalkan Transaksi Digital untuk Nasabah Bank Sumsel Babel

Tak hanya UMKM perkotaan, QRIS AstraPay bahkan bisa digunakan untuk membeli produk di merchant UMKM pedesaan, seperti Karya Heuleut Kanekes milik warga Baduy Amir bin Salim di Kampung Kadu Ketug, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Jadi walaupun berada di pedalaman Pegunungan Kendeng, pelancong yang berwisata ke Desa Wisata Saba Budaya (Baduy luar) itu tetap leluasa mengakses QRIS AstraPay. 

Karya Heuleut Kanekes sendiri menjual berbagai cendramata/souvenir khas Suku Baduy, di antaranya kain tenun Baduy, sal, selendang, tas rajutan, minuman jahe, dan aneka souvenir. Sejak tahun 2019 silam, Amir telah menerima pembayaran digital metode QR Code dari Bank Indonesia (BI) tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan