Akses Menuju Lokasi Jadi Kendala Padamkan Karhutla di Sumsel, 1 Januari - 31 Juli, Lahan Terbakar 750,83 Hekta

Rabu 28 Aug 2024 - 22:16 WIB
Reporter : Ardila
Editor : Dede Sumeks

Adapun kendala di lapangan, susahnya akses baik tim darat maupun satgas udara untuk sumber air terdekat dari lokasi kebakaran.  Jenis lahan yang terbakar juga harus dipastikan. Jika gambut, maka semakin tebal makin sulit padam. 

"Kalau lahan mineral yang terbakar,  sebenarnya kalau mineralnya habis maka padam sendiri," beber Sudirman. Sekda Sumsel, Edward Chandra menyampaikan, karhutla tahun ini masih terkendali dan tidak sama dengan 2019.

“Tahun ini mengalami kemarau basah di beberapa daerah," ungkap dia.  Dalam 10 tahun terakhir, Sumsel mengalami karhutla yang paling parah pada 2015 silam. Setelah itu, 2019 dan 2023 juga cukup parah. 

Akar masalahnya, masih banyak masyarakat membuka lahan dengan cara tradisional, yakni dengan membakar. Tapi tidak menutup kemungkinan dilakukan kalangan usaha pemegang izin perkebunan.

Pemprov minta dukungan semua pihak untuk pencegahan dari dunia usaha dan tindakan tegas dari aparat penegak hukum. 

BACA JUGA:Polres Muba Buru Pelaku Karhutla, Ini Penegasan Kapolres Muba

BACA JUGA:Karhutlah Meluas, Lahan Gambut 300 Hektar Terbakar

"FGD hari ini (kemarin) diharapkan ada masukkan konstruktif untuk dapat mengatasi masalah karhutla ini," tukas Sekda.

Kemarin, satgas darat BPBD Sumsel  lakukan pemadaman di wilayah Lorok dan  Palemraya, Ogan Ilir. Juga di kawasan KTM Sungai Rambutan. Kemudian, pemadaman karhutla di Desa Karang Baru, Banyuasin.(yun/tin)

 

Kategori :