SUMATERAEKSPRES.ID-Penduduk Khan Younis diperintahkan keluar dari wilayah Al Jalaa di Khan Younis yang sebelumnya ditetapkan sebagai "zona kemanusiaan yang aman" oleh tentara Israel.
Mengutip Antara, Otoritas Militer Israel mengeluarkan pernyataannya tersebut pada Minggu (11/8), perintah keluar dari wilayah al-Jalaa yang tidak akan lagi menjadi bagian dari zona kemanusiaan.
Otoritas Militer Israel tersebut beralasan bahwa kelompok perlawanan Palestina Hamas "beroperasi" di Al Jalaa dan daerah tersebut bakal menjadi "zona pertempuran yang berbahaya."
Walaupun tentara Israel sebelumnya telah menetapkan lokasi tertentu sebagai "lokasi aman," mereka terus menggempur daerah tersebut.
BACA JUGA:Suarakan Perdamaian, PBNU Undang Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash
BACA JUGA:Lagi, Serangan Udara Israel Tewaskan Sejumah Warga Palestina Termasuk Wanita dan Anak-anak
Akibatnya, banyak korban jiwa yang jatuh di kalangan warga Palestina.
Sabtu (10/8), pesawat Israel menyerang warga Palestina yang tengah melaksanakan salat subuh di Sekolah Al-Taba'een di lingkungan Al-Daraj, Kota Gaza.
Hal ini mengakibatkan sedikitnya 100 orang tewas dan beberapa lainnya terluka.
Kendati pada Kamis sudah ada seruan dari para mediator, termasuk Mesir, AS, dan Qatar, agar Israel dan Hamas menghentikan permusuhan, mencapai gencatan senjata, dan perjanjian pertukaran sandera, pasukan Zionis tetap melancarkan serangan mematikan di wilayah Gaza.
Sejak pecah perang 7 Oktober 2023 menyusul serangan lintas perbatasan Hamas, serangan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan hampir 39.800 warga Palestina.
BACA JUGA:PBB: Pemboman Israel di Penampungan Air Pengungsi Palestina Langgar Hukum Humaniter Internasional
Aksi brutal militer Israel yang telah berlangsung lebih dari 10 bulan itu juga menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza di tengah blokade parah terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICJ) dan pengadilan itu telah memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.(lia)