SUMATERAEKSPRES.ID — Literasi digital kini menjadi bekal penting bagi generasi muda untuk menjaga privasi mereka di dunia maya.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, ancaman terhadap keamanan data pribadi semakin meningkat. "Salah satu aspek utama dari literasi digital adalah kesadaran tentang pentingnya privasi digital.
Generasi muda harus memahami nilai dari data pribadi mereka dan berhati-hati saat membagikan informasi di platform digital," ujar Eko Prasetya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau, dalam acara Talk Show Festival Literasi Digital Makin Cakap Digital 2024.
Acara tersebut diselenggarakan di SMAN 1 Baubau, Sulawesi Tenggara, pada Senin (5/8/2024).
Eko menambahkan bahwa menjaga privasi tidak hanya soal berhati-hati dalam membagikan data pribadi, tetapi juga tentang menciptakan password yang kuat untuk melawan ancaman kejahatan digital.
BACA JUGA:Simak Cara Alami Menebalkan Rambut, 6 Metode Efektif untuk Rambut Lebih Tebal dan Sehat
BACA JUGA:Viral! Cak Imin Ungkit Posisi Menhan yang Diambil Prabowo
"Password yang kita buat seringkali terinspirasi dari hal-hal yang dekat dengan kita, namun keamanan seringkali berbanding terbalik dengan kenyamanan. Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati saat membuat password," katanya.
Lebih lanjut, Eko mengingatkan bahwa kejahatan digital bisa terjadi bukan hanya karena password yang lemah, tetapi juga akibat kecerobohan dalam mengelola informasi pribadi.
"Contohnya, saat belanja online, luangkan waktu sejenak untuk menghapus data penting yang tertera di kemasan paket. Ancaman digital bisa datang kapan saja dan dari mana saja," jelas Eko.
Dalam kesempatan yang sama, Guru SMAN 1 Kota Baubau, Musbartig, mengungkapkan pentingnya memahami etika digital sebagai langkah preventif terhadap ancaman online.
BACA JUGA:Pemkab Lahat Rancang BUMD Perkebunan untuk Menjaga Harga dan Kualitas
"Etika digital adalah rangkaian prosedur yang dirancang untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh penggunaan teknologi. Sebagai pengguna, kita harus mematuhi etika digital untuk melindungi diri dari potensi kerugian," ujarnya.
Musbartig juga menambahkan bahwa menjaga etika digital mencakup berhati-hati saat membagikan informasi, terutama yang bersifat pribadi. "Dulu ada pepatah 'mulutmu harimaumu', sekarang pepatahnya adalah 'jarimu harimaumu'.
Jika kita tidak berhati-hati dalam mengetik di internet, kita harus siap menghadapi segala konsekuensinya," pungkasnya.
Dengan membangun kesadaran dan pemahaman yang tinggi tentang literasi digital, generasi muda diharapkan dapat memanfaatkan teknologi secara bijak tanpa harus khawatir terhadap ancaman keamanan yang ada. (*)