Lindungi Generasi Z dari Informasi Palsu
EDUKASI: Dosen Fisip Unsri memberikan edukasi pengelolaan informasi kepada siswa SMA IT Harapan Mulia.-foto: neni/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Generasi Z perlu memahami dan mengelola informasi digital dengan baik di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini.
“Di era modernisasi seperti sekarang, teknologi memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari transformasi cara belajar yang kini bisa via daring melalui platform seperti Zoom, hingga kemudahan berbelanja online melalui e-commerce,” ujar Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya, Zailani Surya Marpaung SSos MPA di sela-sela kegiatan Edukasi Pengelolaan Informasi Bagi Generasi Z di SMA IT Harapan Mulia, kemarin.
Menurutnya, pada era digital, pengelolaan informasi menjadi krusial bagi keberlangsungan generasi muda, terutama Generasi Z yang dikenal sebagai digital natives. "Generasi ini memiliki potensi besar memanfaatkan IT untuk mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang di masa depan," terang Dosen Program Studi Administrasi Publik FISIP Unsri ini.
Hal ini turut menjadi perhatian serius FISIP Unsri melalui program pengabdian masyarakatnya. “Lewat edukasi ini, kami berusaha meningkatkan literasi digital dan keterampilan manajemen informasi bagi para siswa,” bebernya. Perkembangan IT tak hanya membuka peluang baru, juga membawa tantangan yang signifikan bagi Generasi Z.
"Meski generasi ini terlahir di era digital, banyak di antaranya belum memiliki keterampilan kritis dalam menilai keandalan informasi yang tersebar luas di internet. Fakta ini diperparah dengan maraknya hoaks yang beredar di berbagai platform digital, menimbulkan risiko bagi generasi muda yang belum memiliki filter informasi yang memadai,"jelasnya.
BACA JUGA:Menarik Minat Generasi Z. Seni Tradisi Incang-incang Disajikan Lewat Video Art Modern
BACA JUGA:Manjakan Nasabah Generasi Z dan Milenial, Gelar Emerald Private Golf Clinic Gen 2.0
Data yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika, terdapat lebih dari 12.000 konten hoaks tersebar sejak 2018 hingga 2023. "Angka ini menunjukkan betapa pentingnya literasi digital untuk melindungi Generasi Z dari dampak buruk informasi palsu. Selain itu ancaman keamanan siber seperti phishing, malware, dan kebocoran data juga menjadi momok yang harus diwaspadai generasi ini," terangnya lagi.
Ia menjelaskan, SMA IT Harapan Mulia dipilih sebagai lokasi kegiatan karena sekolah ini memiliki fasilitas memadai dan program Smart Classroom yang mendukung integrasi teknologi dalam pembelajaran. "Program ini bertujuan mempersiapkan generasi Z agar mampu mengelola dan memanfaatkan IT dengan bijak dan aman," katanya.
Diharapkan, siswa-siswi yang mengikuti program ini memiliki keterampilan yang lebih baik dalam menilai keandalan informasi, menerapkan praktik keamanan siber yang baik, dan menggunakan alat manajemen informasi yang canggih. "Program ini juga menekankan pentingnya pengembangan keterampilan interpersonal dan non-digital untuk menciptakan keseimbangan antara kehidupan digital dan non-digital," sambung dia.