Mulai Sulit Sumber Air, Satgas Karhutla Ogan Ilir Lakukan Pemadaman di 3 Lokasi

Senin 05 Aug 2024 - 23:01 WIB
Reporter : Andika
Editor : Dede Sumeks

SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Cuaca panas dan tiupan angin kencang membuat potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) meningkat. Titik panas (hotspot) dan titik api (firespot) kembali muncul.

Seperti di Kabupaten Ogan Ilir. Pemadaman darat dan dari udara dengan bantuan helikopter water bombing kembali dilakukan. Ketua regu pemadam dari Manggala Agni Daops Banyuasin, Agus Supriadi mengatakan, ada dua lokasi karhutla, kemarin (5/8).

BACA JUGA:Video Karhutlah di Musi Rawas Ternyata Hoax. Berikut Penelusuran Polres Mura

BACA JUGA:170 Personel Polri Dikirim ke Daerah Rawan Karhutla: Kapolda Sumsel Berikan Pesan Penting Ini!

"Kami lakukan pemadaman di Desa Purnajaya dan Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara. Untuk tipe lahan rata-rata gambut tapi tipis," jelas dia.

Lanjut Agus, untuk memudahkan proses pemadaman, pihaknya melakukan penyekatan di lokasi lahan yang terbakar. Hal ini dilakukan agar api tidak menyebar lebih luas menuju arah pemukiman maupun jalan akses masyarakat. 

Situasi yang tak kunjung turun hujan membuat ketersediaan air di lokasi mulai berkurang. Itu juga jadi kendala satgas karhutla. "Kami mulai agak kesulitan mendapatkan sumber air," tutur dia.

Kalaksa BPBD Ogan Ilir, Edi Rahmat menyampaikan, karhutla di Desa Purnajaya terjadi sejak pukul 09.30 WIB. "Api baru mampu dipadamkan sekitar pukul 16.28 WIB. Luas lahan yang terbakar sekitar 0,5 hektare," jelasnya.

Ia menyebut, tipe lahan yang terbakar merupakan semak belukar, kayu gelam dengan vegetasi gambut. Sedangkan untuk pemadaman menggunakan sumber dari air kanal. 

"Kondisi api sudah berhasil dipadamkan, namun masih menyisakan asap. Pemadaman juga dibantu oleh 2 unit beli water bombing," kata dia. 

Sedangkan karhutla di Desa Sungai Rambutan Kecamatan Indralaya Utara terjadi sekitar pukul 12.30 hingga 17.20 WIB. 

"Karhutla di titik ini cukup luas, berkisar 5 hektare. Untuk lahannya tipe semak rumput dengan vegetasi gambut," jelasnya. 

Selanjutnya, karhutla juga terjadi di Desa Mekarsari, Kecamatan Rantau Alai. Terpantau karhutla terjadi sekitar pukul 12.13 WIB dan padam pukul 17.15 WIB.

"Lahan yang di sini tidak terlalu luas, sekitar 250 meter persegi. Dengan tipe lahan semak rumput semi gambut," tukas Edi.

Sementara, video viral karhutla di Simpang Gegas, Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut (TPK), Musi Rawas ternyata hoax. Hal ini ditegaskan Kapolres Mura AKBP Andi Supriadi melalui Kapolsek Muara Beliti, Iptu Suryadi, kemarin.

Kategori :