SUMATERAEKSPRES.ID - Pernahkah kamu ribut saat bermain catur dengan temanmu saat di tongkrongan atau dengan bapak-bapak pos ronda.
Terutama perihal rokade atau perpindahan raja dan benteng di baris yang sama, atau dalam bahasa pemain awam catur di Sumatera Selatan kadang disebut dengan istilah 'blukir'.
Pernah dong, ya kerap kali pangkal keributannya tentang apakah boleh manuver tersebut dilakukan saat dalam kondisi tertentu.
Misal raja di skak, atau bentengnya diancam atau jalan benteng atau raja terhalang ancaman buah lawan.
BACA JUGA:Jose Raul Capablanca: Si Jago End Game yang Menaklukkan Dunia Catur, Ini Sejarah Kehebatannya!
Nah supaya mis konsepsinya tidak berlanjut, perlu kiranya memahami aturan yang benar tentang rokade.
Secara umum Rokade merupakan gerakan khusus dalam permainan catur yang melibatkan raja dan benteng dengan warna yang sama, maksudnya ya pemegang buah putih ya bisanya rokade dengan buah putih, bukan rokade dengan buah lawan atau buah hitam.
Dalam Notasi catur, istilah rokade disebut dengan 0-0 bila rokade dari sisi raja atau istilahnya rokade pendek. Dan 0-0-0 bila ratu di samping benteng atau sisi ratu atau dikenal dengan rokade panjang.
Nah, untuk format rokade sendiri hanya diperbolehkan dalam kondisi berikut:
Raja maupun benteng yang akan dirokade belum pernah bergerak.
Tidak boleh ada bidak atau perwira di antara raja dan benteng yang dipilih;
Raja tidak boleh dalam keadaan di skak lawan.
BACA JUGA:Tak Hanya Menyenangkan, Ini 5 Manfaat Bermain Catur untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui
Raja dilarang melintasi kotak yang tengah diserang bidak atau perwira lawan.
Raja tidak harus berakhir dalam skak (benar dalam gerakan resmi apapun).