Penemuan Olahraga Catur dan Peran Wilhelm Steinitz sebagai Bapak Catur Modern
Dari Chaturanga di India abad ke-6, catur telah berevolusi menjadi permainan dua pemain yang kita cintai. Dengan penguatan peran Ratu di Eropa abad ke-15 dan kontribusi Wilhelm Steinitz, catur mencapai tingkat strategi yang baru. Mari hargai warisan catur--
Sumateraekspres.id - Catur, sebuah permainan yang kaya sejarah, diperkirakan berasal dari India pada abad ke-6 Masehi dengan nama Chaturanga.
Awalnya, Chaturanga dimainkan oleh empat orang dan melibatkan strategi yang kompleks, mencerminkan empat divisi militer: infanteri, kavaleri, gajah, dan kereta perang.
Istilah ini merefleksikan struktur permainan, yang kini dikenal sebagai catur dengan dua pemain.
BACA JUGA:Ingin Bermain Catur? Unduh Dua Aplikasi Ini untuk Pengalaman Terbaik
BACA JUGA:Simak Yuk! Begini Cara Merawat Set Catur Anda Agar Tetap Awet dan Mengkilap
Perkembangan Chaturanga membawa permainan ini ke Persia, sebelum akhirnya menyebar ke Eropa. Di benua Eropa, catur mengalami transformasi besar pada abad ke-15.
Salah satu inovasi paling signifikan adalah penguatan peran Ratu dan perubahan gerakan bidak yang menjadikan permainan lebih dinamis dan penuh strategi.
Kontribusi Wilhelm Steinitz, juara dunia catur pertama, menjadi titik balik penting dalam sejarah catur modern.
BACA JUGA: Pandangan Ulama Empat Mazhab tentang Hukum Bermain Catur dalam Islam
BACA JUGA:Deretan Papan Catur Sultan, Harga Selangit hingga Lebih Mahal dari Supercar
Pria asal Austria ini meraih gelar juara dunia dari 1886 hingga 1894 dan dikenal sebagai bapak catur modern berkat pendekatan ilmiahnya.
Steinitz memperkenalkan teori posisi dan strategi yang masih relevan hingga hari ini, membawa catur ke tingkat kompleksitas yang lebih tinggi dan menjadikannya sebagai permainan yang terstruktur.