Terpantau di salah satu warung wilayah Kelurahan Tebat Sari, Kecamatan Martapura. Per tabung LPG 3 kg dijual Rp 30 ribu. Sementara di Kelurahan Pakusekunyit, sekitar Rp25 ribu.
"Tempat kami, Pakusekunyit Rp 25 ribu," kata Murtini, warga Pakusekunyit, Cidawang, OKUT.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan OKU Timur Amin Zen mengklaim LPG 3kg di agen dan pangkalan normal.
BACA JUGA:Data Konsumen LPG 3 Kg Demi Pendistribusian Tepat Sasaran
BACA JUGA:Aturan Baru! Mulai 1 Juni Beli LPG 3 kg Wajib Pakai KTP
Pemkab OKUT sudah pula bersurat ke Pertamina untuk minta penambahan kuota LPG 3 kg. "Sampai saat ini belum ada kabar balasan ke Disdagrin," ungkapnya. Kata Akin, tidak ada pengurangan dari Pertamina. Kuota tahun 2023 untuk OKUT sekitar 5,5 juta tabung.
"Tahun ini kami ajukan penambahan 10 persen dari 5,5 juta tabung. Rinciannya. 4 persen untuk persiapan hari besar atau lebaran, 6 persen untuk kebutuhan UMKM," tuturnya. Di Muara Enim, kuota gas melon yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Kuota LPG 3 kg untuk Muara Enim tahun ini 15.190 Metrik Ton (MT). Jika dibandingkan 2023, naik sekitar 280 MT," ungkap Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Muara Enim, Drs Bhakti MSi.
Di warung, harga jual gas melon di kisaran Rp20 ribu. Tapi jumlahnya sedikit. “Kami beli di pangkalan atau agen juga pakai KTP, paling dapat 2-3 tabung," ungkap Ros, pemilik warung.
Di Empat Lawang, ibu-ibu rumah tangga dan pedagang makanan dibikin pusing akibat melambungnya harga eceran LPG 3 kg di warung atau toko. Per tabung sekitar Rp25 ribu.
BACA JUGA:Lusa, Beli LPG 3 Kg Wajib Pakai KTP
BACA JUGA:Lusa, Beli LPG 3 Kg Wajib Pakai KTP
"Bukan warung kelontongan saja yang jual gas melon sekarang. Konter pulsa, warung nasi kadang jual gas juga," jelas Eka, ibu rumah tangga.
Untuk harga di pangkalan atau agen resmi memang normal Rp18 ribu. “Tapi antriannya panjang dan datang gas melon ini seminggu sekali. Sering tidak kebagian,” tambah dia. Kabid Perdagangan Disperindag Empat Lawang, Ade Chandra mengklaim, kondisi gas melon masih normal. Namun, konsumsi yang tinggi menyebabkan kelangkaan.
"Kami dapat informasi dari agen dan pangkalan, pasokan gas melon normal. Karena harganya murah, banyak yang gunakan. Termasuk pelanggan yang tidak berhak menikmati, tapi tetap pakai gas melon," cetusnya.
Sebelumnya, Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan menegaskan, stok dan penyaluran LPG 3 kg melalui agen dan pangkalan tetap berjalan lancar."Pertamina terus melakukan pemantauan penyaluran LPG untuk memastikan ketersediaan pasokan serta penyaluran LPG 3 kg bersubsidi tetap aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," jelasnya.