SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Harga jual LPG 3 kg di eceran, seperti warung atau toko maupun tempat-tempat selain agen dan pangkalan resmi dikeluhkan masyarakat. Selisihnya jauh dari harga eceran tertinggi (HET) yang berlaku di Sumsel.
Eceran termurah di angka 17 ribu, sedangkan termahal bisa mencapai Rp30 ribu per tabung. Seperti di Palembang, di pangkalan resmi masih bisa didapatkan LPG 3 kg dengan harga sesuai HET.
“Tapi cepat habis, jadi kadang tidak kebagian. Lokasi pangkalan juga jauh dari rumah,” kata Diah, warga Sukarami, Palembang, kemarin (3/7). Karena itu, dia terpaksa membeli di warung yang jual gas melon. Per tabung Rp25 ribu.
“Mereka bilang susah sekarang beli gas melon, jadi harganya naik. Mungkin karena aturan yang sudah terdaftar saja yang bisa beli di agen atau pangkalan,” tambahnya.
Di pangkalan resmi wilayah Kabupaten OKU, LPG 3 kg dijual Rp17 ribu per tabung. Tapi di warung atau eceran lain, di atas Rp20 ribu. "Kalau tempat kami di Kemelak, Rp26 ribu," ujar Taufik, warga Kemelak Baturaja.
BACA JUGA:Tingkatkan Pengawasan dan Pendistribusian LPG Tabung 3 Kg
BACA JUGA:Kementerian ESDM Bakal Seleksi Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian LPG 3 Kg Tahun 2025
Untuk wilayah Kecamatan Pengandonan, OKU, per tabung gas melon Rp25 ribu. "Kalau kemarin beli masih Rp25 ribu di warung," kata Angga, warga Pengandonan. Pengawas Perdagangan dari Disperindag OKU Okta Lilyandi mengatakan, untuk pengawasan LPG 3 kg kewenangan mereka hanya sampai pangkalan.
Karena kalau di tingkat pengecer, atau penjual di warung tujuannya sudah mencari keuntungan. "Harga di pangkalan diatur dalam Perbup," ujarnya. Disebut Okta, dari hasil konfirmasi mereka ke agen gas, distribusi Minggu pernah tidak dikirim karena hari libur. Sedangkan Senin, mobil agen baru masuk ke SPBE pada siang atau sore.
Sehingga pengiriman ke pangkalan sempat tertunda. Menyebabkan stok di pangkalan kosong. "Untuk usulan masalah penambahan tabung gas ini sudah masuk dari Hiswanamigas ke Pemkab, diteruskan ke provinsi," ujar Okta. Jumlahnya berdasar perkembangan penduduk, petani nelayan, dan juga UMKM.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan OKI, H Alamsyah mengungkapkan, untuk mengatasi kelangkaan gas melon, pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Pertamina agar menambah kuota sebesar 30 persen." Karena dari hasil pantauan kami di lapangan kelangkaan gas melon terjadi karena permintaan bertambah,"terangnya.
BACA JUGA:Tambah Pasokan LPG Jelang Idul Adha, Ke Lembaga-Lembaga Penyalur
BACA JUGA:Pastikan Pengisian LPG Standar SOP, Pertamina Inspeksi SPBE
Sementara pengiriman dari agen ke pangkalan masih kuota lama. Untuk harga jual eceran di OKI bervariasi. Indra, penjual LPG 3 kg mengaku pasang harga Rp24 ribu. “Tidak setiap Minggu ada di pangkalan. Sekarang sebulan sekali, itupun pemilik warung dibatasi beli minimal 10 tabung,” ujarnya.
Ketersedian gas LPG 3 kg di Kabupaten OKU Timur mulai normal. Hanya harga eceran di warung-warung lebih tinggi dibandingkan pangkalan resmi. Jika di pangkalan dijual Rp16.500 hingga Rp17 ribu, di warung bisa Rp 25 ribu hingga Rp30 ribu.