Menjelajahi Keunikan Arsitektur Shibam, Kota Pencakar Langit Tertua di Tengah Gurun Yaman

Kamis 27 Jun 2024 - 15:07 WIB
Reporter : Heru
Editor : Alfery

Setiap rumah memiliki tinggi antara 5 hingga 11 lantai.

Teknik konstruksi bata lumpur ini tidak hanya mencerminkan keahlian arsitektur kuno, tetapi juga kemampuan masyarakat setempat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan gurun yang keras.

Proses pembuatan bata lumpur melibatkan pencampuran tanah liat dengan air dan jerami, yang kemudian dibentuk menjadi balok dan dijemur di bawah sinar matahari hingga mengeras. 

Bata lumpur ini dikenal memiliki sifat isolasi yang baik, menjaga suhu di dalam rumah tetap sejuk di siang hari dan hangat di malam hari.

BACA JUGA:4 Negara Teraman di Dunia: Indonesia Berada di Peringkat Keberapa? Ini Jawabannya!

BACA JUGA:Indonesia Bukan yang Pertama, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkan Program Sejenis Tapera

Keberlanjutan dan Ketahanan

Meskipun terbuat dari bahan yang sederhana, bangunan-bangunan di Shibam sangat tahan lama. 

Banyak rumah di Shibam telah berdiri selama berabad-abad.

Setiap rumah di kota ini dirancang untuk menahan guncangan gempa bumi dan kondisi cuaca ekstrem, seperti hujan deras dan angin kencang. 

Struktur bangunan yang tinggi dan ramping juga membantu mengurangi efek erosi pasir dari angin gurun.

BACA JUGA:Sudah Tau Belum? Ini Lho 8 Negara yang Berperan Penting dalam Penyebaran Islam di Dunia, Yuk Disimak

BACA JUGA:5 Negara yang Pernah Melarang Konsumsi Kopi di Masa Lalu, Nomor 2 Punya Hukuman yang Mengerikan

Kehidupan di Shibam

Masyarakat Shibam hidup dalam harmoni dengan lingkungannya. Setiap lantai di rumah-rumah menara ini memiliki fungsi spesifik. 

Lantai dasar biasanya digunakan untuk menyimpan barang-barang dan keperluan sehari-hari, sedangkan lantai-lantai berikutnya digunakan sebagai ruang tinggal. 

Kategori :