LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Di atas lahan persawahan yang memiliki luas sekitar 25 hektare ditemukan serangan hama walang sangit. Hama ini menyerang dengan luas serangan 0,75 hektare dengan intensitas serangan 2,4 persen.
Adanya Organisme Pengganggu Tanaman ini (OPT) ini ditemukan saat petugas POPT-PHP, Yusriadi SP melakukan monitoring.
BACA JUGA:Diserang 2 Jenis Hama, Segera Lakukan Pengendalian
BACA JUGA:Bukan Hama Utama, tapi Sangat Merugikan
Lahan persawahan ini merupakan milik Kelompok Tani Giat Usaha Kelurahan Eka Marga Kecamatan Lubuk Linggau Selatan ll Kota Lubuklinggau.
Di lahan ini tanaman padinya berumur 67-73 hari setelah tanam (hst) dengan varietas yang ditanam adalah Inpari 32, Ciherang, dan Inpari 42.
''Walang sangit atau dalam bahasa latinnya Leptcorisa oratorius menyerang tanaman padi dengan cara mengisap cairan tangkai bunga serta bulir padi pada fase pengisian bulir dan pemasakan bulir,'' ujarnya.
Akibatnya, pengisian bulir padi tidak sempurna. Bahkan seringkali menyebabkan bulir padi hampa. Dampaknya produksi padi akan mengalami penurunan.
Saat melakukan monitoring, pihaknya menemukan musuh alami walang sangit yakni laba-laba, coccinellidae, paederus dan capung. ''Untuk petani kita sarankan agar melakukan pengendalian dengan cara manual,'' ujarnya.
Caranya, dengan melakukan pemasangan perangkap walang sangit dari botol bekas air mineral dengan bangkai keong mas atau terasi.
BACA JUGA:Menyerang di Malam Hari, Siang Bersembunyi, Aktivitas Hama UGF pada Tanaman Jagung
BACA JUGA:Petani Wajib Tahu, Ini Cara Alami untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit
''Bisa juga melakukan pengendalian dengan menggunakan APH Beauveria bassiana atau pestisida nabati dari ekstrak daun nimba,'' katanya.
Dikatakan, apabila serangan walang sangit telah melewati ambang ekonomi lakukan pengendalian dengan pestisida berbahan aktif BPMC. ''Pengamatan rutin tetap harus dilakukan dengan memantau perkembangan OPT,'' katanya. (sms)
--