https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Teliti BBTV karena Ancaman Serius Budidaya Pisang

Prof Ir H Suparman, FOTO: ANDIKA/SUMEKS--

Banana Bunchy Top Virus (BBTV), Ancaman Serius Budidaya Pisang Indonesia menjadi materi orasi ilmiah sekaligus rangkuman perjalanan karier keilmiahan Prof Ir H Suparman SHK PhD.

Riset ini pula yang mengantarkannya meraih guru besar Ilmu Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu pada Fakultas Pertanian (FP), Unsri.

BACA JUGA:Menuju Target 12 Persen, Unsri Kukuhkan 8 Guru Besar, Tercapai 4 Tahun Ke Depan

BACA JUGA:Fakultas Hukum Unsri Siap Sambut Guru Besar Baru, Prof Dr Iza Rumesten RS SH MHum, Ini Kata Dekan!

------------------------

SUMATERAEKSPRES.ID - PROFESOR Ir H Suparman resmi menjadi guru besar usai dikukuhkan, Kamis (28/11). Ia meneliti BBTV karena menjadi ancaman serius budidaya pisang di Indonesia.

Dampak penularan BBTV menyebabkan tanaman pisang mengalami penyakit kerdil. "Tanaman yang terserang tak dapat menghasilkan buah, sehingga menyebabkan kehilangan hasil yang besar di banyak negara penghasil pisang," ungkap pria kelahiran Banyuasin tahun 1960 ini. 

Dikatakan, penyakit ini ditemukan pertama kali di Fiji, sebuah negara kecil di kawasan Pasifik Selatan, pada tahun 1880-an. Namun baru tahun 1930-an dapat diketahui bahwa penyakit tersebut ditularkan secara persisten oleh kutu daun pisang, Pentaloma nigronervosa. 

Lulusan Ilmu Penyakit Tanaman S3 University of Walles, United Kingdom 1994 ini menjelaskan, penyebab utama penyakit tersebut yang teridentifikasi adalah virus ikosahedral dengan genom DNA untaian tunggal. Dengan 6 komponen genom baru berhasil diidentifikasi tahun 1990, diberi nama BBTV. 

Sejak ditemukan di Fiji, BBTV terus bermunculan di berbagai negara sehingga hampir ditemukan di semua wilayah tropis.

Penyebaran dari satu negara ke negara lain yang terhalang laut dan samudra diduga kuat sebagai akibat dari penyebaran benih atau bibit pisang yang sengaja dilakukan, karena daya tarik tanaman tersebut yang luar biasa. 

Potensi penyebaran BBTV oleh manusia sangat besar karena pisang diperbanyak secara vegetatif, baik menggunakan anakan maupun melalui kultur jaringan.

Selain itu, kata Suparman, tanaman pisang yang terinfeksi BBTV memerlukan waktu antara 25-85 hari untuk menunjukkan gejala pertama. 

Sehingga banyak bibit pisang yang sudah mengandung virus tidak terdeteksi karena belum bergejala. "Penyebaran BBTV sudah terlacak dengan baik di setidaknya kawasan yaitu Asia, Afrika dan Oceania," jelas ahli penyakit tanaman jebolan Institut Pertanian Bogor tahun 1984 ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan