BACA JUGA:Menyusuri Jejak Bung Karno di Bangka Belitung: Dari Danau Kaolin Hingga Pesanggrahan Menumbing!
Kelompok ini memenangkan pemilihan umum legislatif pada 2006 dan menguatkan kendalinya di Gaza, mengalahkan rivalnya, Gerakan Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.
Jalur Gaza sendiri adalah wilayah sepanjang 41 kilometer dan lebar 10 kilometer antara Israel, Mesir, dan Laut Mediterania.
Ditempati oleh sekitar 2,3 juta orang, Jalur Gaza menjadi salah satu wilayah dengan populasi terpadat di dunia.
Israel mengendalikan ruang udara di Gaza, garis pantainya, serta membatasi keluar-masuk orang dan barang melalui perbatasannya.
Mesir juga mengendalikan jalur keluar-masuk perbatasan dengan Gaza. Jadi, Jalur Gaza adalah wilayah yang signifikan dalam konteks konflik Israel-Palestina.
Sebenarnya ada dua kelompok militer di Palestina. Hamas dan Fatah, kedua kelompok ini yang berperan penting dalam politik Palestina, tetapi mereka memiliki perbedaan mendasar.
BACA JUGA:Wajib Tanam di Pekarangan Rumah, Ini 6 Tanaman yang Ditakuti Ular
Adapun perbedaan keduanya adalah
Hamas. Dalam perjalananya Hamas, atau Gerakan Perlawanan Islam, didirikan sekitar tahun 1987 di Jalur Gaza. Gerakan ini bertujuan melawan pendudukan Israel di wilayah Palestina.
Hamas sendiri memiliki ideologi Islam dan tidak mengakui status kenegaraan Israel.
Mereka melakukan aksi perlawanan, termasuk serangan udara ke wilayah Israel.
Begitu pula pandangan Hamas, satu sisi Hamas dianggap sebagai pembela Palestina atas penindasan Israel, tetapi banyak negara juga menyebut mereka sebagai kelompok teroris.
Sedangkan kelompok Fatah, adalah kelompok lebih dulu muncul daripada Hamas, sekitar tahun 1959. Beberapa tokoh penting yang terlibat dalam pendiriannya adalah Yasser Arafat dan Khalil al-Wazir. Fatah adalah bagian dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Fatah memiliki ideologi nasionalis sekuler dan telah berunding dengan Israel, bahkan mengakui eksistensi negara tersebut.