Penghasil Kopi Dunia Lagi Krisis, Harga Kopi Sumsel Melambung, Tapi Produksi Masih Minim

Sabtu 04 May 2024 - 21:50 WIB
Reporter : Tim
Editor : Widi Sumeks

SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Harga biji kopi di tingkat petani, lagi bagus. Beberapa pekan terakhir, harganya terus melambung. Harga per kilogram dari beberapa daerah penghasil kopi di Sumatera Selatan, tembus antara Rp50 ribu hingga Rp90 ribu. Tidak seperti beberapa tahun lalu, di bawah Rp20 ribu.

Namun bagi beberapa petani kopi di Kabupaten Empat Lawang, harga jual biji kopi yang cukup tinggi saat ini tidak dibarengi hasil panen yang memuaskan.  “Buahnya tidak terlalu banyak, karena mayoritas pohon kopi sudah tua,” keluh Apan, petani kopi di Kecamatan Pendopo.

Menurutnya, harga jual biji kopi tergantung kualitas. Mayoritas di Sumsel, memanam kopi jenis robusta. Harganya berkisar Rp50 ribu sampai Rp60 ribu per kilo, untuk biji kopi petik pelangi. Yakni, buah yang merah bercambur hijau.

"Walaupun harga lagi mahal, tetap macet yang saya rasakan. Sebab pohon kopi saya banyak yang sudah tua, jadi buahnya tidak lebat. Jadi harga mahal, buah setidik. Tetap saja hasil jual panen tidak sepadan,” tukasnya.

 BACA JUGA:Angkat Brand Kopi Sumsel, Kopi Lokal Banyak Lari ke Lampung

BACA JUGA:Kopi Berkualitas Tinggi di Atas Ketinggian 1.400 MDPL

Begitupun untuk pohon kopi baru atau yang usianya relatif masih muda, menurutnya buahnya juga belum terlalu lebat. “Sekarang sudah banyak yang bermalam di kebun. Takut keduluan bandit kopi (pencuri buah kopi),” kata Rani, petani kopi di Talang Padang.

 Proses pengolahan buah kopi supaya siap jual, juga butuh proses yang lama. Mulai pemanenan, lalu dijemur yang tergantung cuaca. Bisa 1 minggu lebih. Setelah kering baru digeledek dan dibersihkan dari sisa-sisa kulit, baru bisa dijual ke pengepul.

"Kalau proses jemur biasanya kami bawa ke kampung, supaya aman. Nah yang perlu di jaga ini, buah kopi yang masih di batang," katanya.

Daerah penghasil kopi lainnya di Kabupaten Muara Enim, sepertinya harga jualnya lebih baik. “Harga saat ini sekitar Rp50-53 ribu per kilo untuk jenis Robusta petik pelangi. Kalau petik merah lebih mahal lagi, Rp80-90Ribu per kilo," kata Raden Maulana, petani kopi di Semendo.

Sementara untuk jenis Arabika, harganya lebih mahal lagi. Sekitar Rp110-120 ribu per kilo. "Untuk perawatan, pemupukan minimal 2 kali dalam setahun, termasuk juga perawatan dari gulma. Kalau perawatan maksimal, dari 1.000 batang pohon bisa menghasilkan 8-10 kwintal biji kopi,” terangnya.

BACA JUGA:Harga Kopi Mahal, Petani Waspada Bandit Buah Kopi, Nih Salah Satunya Sudah Keciduk!

BACA JUGA:Embat Kopi Milik Paman Sendiri, Beraksi Sendirian di Kebun Tengah Malam

Untuk pembelinya bermacam-macam, terutama jual ke Palembang. Dari luar Sumsel, ada ke Lampung.  Bahkan pembeli juga ada yang berasal dari Amerika. "Pernah ngobrol dengan toke asal Lampung, banyak orang yang mencari kopi untuk dikirim lagi keluar negeri," ungkapnya. 

Isu yang mereka dengar, beberapa negara penghasil kopi banyak yang tidak panen. Karena mati dan musim salju. "Tapi saat ini panennya juga sedang sedikit, karena belum musim. Sementara permintaan tinggi dari Palembang dan Lampung, itu yang menyebabkan kopi mahal," tuturnya. 

Kategori :