INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Penyakit neck blas atau patah leher adalah serangan yang perlu diperhatikan pada tanaman padi. Namun, perlu diketahui serangan ini bisa diatasi tanpa kontaminasi bahan kimia.
Caranya yakni dengan penggunaan agen pengendali hayati (APH). Penggunaan agen hayati ini lebih ramah lingkungan, mudah diperoleh, lebih murah dan aman secara ekologis.
Penyakit blas ini ditemukan di lahan persawahan Desa Suka Cinta, Kecamatan Muara Kuang, Ogan Ilir.
BACA JUGA:Ketinggian Air Bisa Meningkat, Khawatirkan Tanaman Padi
BACA JUGA:Waspadai, 5 Hama Tanaman Padi di Musim Hujan
‘’Kami telah melakukan pengecekan pada luas hamparan 10 hektare pertanaman padi varietas Ciherang berumur 1-8 hari setelah tanam.
Hasi monitoring OPT (organisme pengganggu tanaman) yang ditemukan yakni penyakit blas dengan luas serangan 0,5 ha dan intensitas serangan 4,2 persen,” jelas Akhmad Shawaluddin, petugas pendamping peningkatan ekonomi pertanian-pengendali organisme pengganggu tumbuhan (PPEP- POPT).
Penyakit blas awalnya akan menyerang daun pada fase pertanaman vegetatif. Penyakit ini disebabkan patogen (Pyricularia grisea) pada tanaman padi.
“Gejala penyakit blas berupa bercak coklat kehitaman berbentuk belah ketupat. Bercak membesar menyebabkan bagian tengah bercak berwarna putih keabu-abuan. Jika serangan berat dapat menyebabkan matinya jaringan daun pada tanaman padi,” jelasnya.
BACA JUGA:Selamatkan Tanaman Padi, Keluarkan Biaya Tambahan
BACA JUGA:Tanaman Padi Subur, Jagung Banyak Mati
Dikatakan, jika blas daun tidak segera ditangani bisa mengakibatkan neck blas atau patah leher. Akibatnya, malai hampa sehingga mengurangi produktivitas.
‘’Serangan penyakit potong leher ini terjadi karena kondisi cuaca yang tak menentu. Hal ini membuat tanaman padi jamuran dan mengering,’’ katanya.
Selain daun, penyakit ini juga menyerang pelepah, batang dan bulir padi. Musuh alami yang ditemukan di lokasi persawahan yakni capung, laba-laba dan paederus. ‘
’Rekomendasi yang perlu dilakukan dimulai dengan melakukan sanitasi lahan. Pengendalian secara organik dapat dilakukan dengan aplikasi APH (agen pengendali hayati) Paenibacillus polymyxa untuk penyakit blas dan APH Trichoderma sp,” terangnya.