Selain itu, pemupukan berimbang dan pengamatan intensif perlu dilakukan untuk memantau perkembangan OPT. ‘’Selain aplikasi di persemaian dan pertanaman, paenibacillus juga diaplikasikan pada saat benih belum sebar dengan cara perendaman selama 15 sampai 20 menit,’’ katanya.
Dikatakan, untuk mengendalikan penyakit blas ini salah satunya yakni dengan menggunakan Paenibacillus polymyxa dengan dosis 5 cc/liter air.
‘’Pengaplikasiannya dapat dilakukan secara berkala pada persemaian, umur 2 minggu setelah tanam (mst), 4 MST, 6 MST dan 8 MST,” tukasnya.
Menurutnya, pengaplikasian ini dapat mengatasi serangan blas dan tidak berkembang menjadi patah leher.
‘’Selain lebih ramah lingkungan, penggunaan APH Paenibacillus disarankan dimanfaatkan karena lebih murah dibandingkan dengan fungisida,’’ ujarnya. (dik)