19 Ekor Kerbau Mati Terserang Virus SE, Akibat Kerbau Belum Di Vaksin

Jumat 05 Apr 2024 - 20:05 WIB
Reporter : Nisa
Editor : Edi Sumeks

KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebanyak 19 ekor kerbau mati mendadak. Di Desa Riding Kecamatan Pangkalan Lampam terdapat 15 ekor dan di Bukit Batu Kecamatan Air Sugihan, terdapat 4 ekor kerbau. Penyebabnya kerbau tersebut terserang Virus Septicaemia Epizootica (SE)

Kepala Disbunak Kabupaten OKI Dedi Kurniawan melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sadi Purwanto mengatakan, sudah melakukan pengecekan di lapangan.

Dan, setelah di bedah bangkai itu arahnya terserang virus Septicaemia Epizootica ini adalah virus bukan bakteri yang harus di vaksinasi. 

“Sehingga pencegahannya harus vaksinasi karena kerbau tersebut memang belum dilakukan vaksin kami masih melakukan vaksin lain,"terangnya kemarin (5/4).

Penyebarannya lewat kontak langsung dan pakan. Karena kerbau di sana itu di luar antara satu dan lain bisa berkumpul bagi kerbau yang kondisi tubuhnya kurang sehat cepat tertular.

“Ada yang mati ini bobotnya sekitar 400-500 kg . Ada juga masih anakan,” tuturnya. Virus ini sudah lama ada dan harus dilakukan pencegahan dengan divaksin.

BACA JUGA:Agar tak Gagal Paham, Ini Perbedaan Daging Sapi dan Kerbau

BACA JUGA:Zaman Belanda Dilarang, Bayar Nazar Timpang Kepala Kerbau

“Namun karena keterbatasan anggaran pihaknya hanya 1.200 dosis yang sudah dilaksanakan dan sekarang masih berjalan,” jelasnya.Ia juga mengaku sudah melakukan sosialisasi dilakukan tapi di lapangan ada peternak tidak mau ternaknya di vaksinasi karena kurangnya pengetahuan, 

Karena itu, untuk menghandle ternaknya sulit pagi diliarkan sore baru masuk kandang dan vaksinasi bisa dilakukan malam hari." Masyarakat itu kurang respon,"imbuhnya.

Penyebab virus ini cepat kalau kondisi kerbau kurang tanda-tandanya kerbau mengeluarkan ingus dan ngorok.Kalau tanda-tandanya  susah terlihat gejala klinis langsung bisa diobati. Ada beberapa kerbau yang sakit diobati jangan sampai menular pada kerbau lainnya.

Dokter Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI, drh Ahmad Mustofa menjelaskan, kalau penularannya pada kerbau lebih cepat dibandingkan sapi kecenderungannya." Karena kita berada di wilayah  tropis kalau  musim pancaroba lebih mudah terjadi dan bukan hanya terjadi di OKI saja,"ulasnya.

BACA JUGA:Aksara Ka Ga Nga Tanduk Kerbau Mengukir Sejarah Marga Empat Suku Negeri Agung di Lahat

BACA JUGA:Heboh, Buaya Serang Kerbau, Kejadian di Sungai Lematang, Lahat

Dijelaskannya, kecenderungan sapi lebih lebih lambat bila terkena virus tersebut. “Untuk kerbau yang mati sudah dilakukan penguburan dimasukkan dalam lobang di taburi disinfektan agar tidak terjadi lagi penyebaran virus dan di timbun dengan tanah,” tuturnya.

Kategori :