Dikatakan, pemanfaatkan lahan di kebun sawit bisa dilakukandengan system tumpang sari. Yakni bisa dengan menanam berbagai tanaman di sela-sela tanaman sawit. Seperti cabai merah, semangka, jagung, bawang merah dan lain lain.
‘’Karena produk komuditas holtikuktura sangat menjanjikan sebagai penghasilan tambahan bagi para petani,” kata Ade Mairi.
Ade Mairi mengatakan, dari petani yang menjadi binaan Dinas Pertanian dan perkebunan saat ini sudah mulai banyak petani yang menerapkan sistem tumpang sari di lahan perkebunan sawit dan karet.
‘’Alhamdulillah banyak petani binaan kita sukses dengan sistem tumpang sari. Jadi dulu ada stigma, lahan perkebunan karet atau kepala sawit itu gersang tidak bisa ditanami dengan tanaman lain,” ujarnya.
Namun setelah dilakukan pembinaan dalam penggarapan dan pengolahan lahan pertanian, stigma itu sudah mulai memuda. Mulai banyak petani di Muratara yang berhasil dan sukses mengembangkan sistem pertanian tumpang sari.
‘’Jika lahan dikelola dengan baik, otomatis akan menjadi subur. Tanah yang keras bisa digemburkan dan diberikan kapur, serta pupuk untuk memperbaiki unsur unsur hara di dalam tanah,” bebernya. (zul)