"Kami terkejut menemukan bahwa orang yang mengikuti jadwal makan terbatas waktu 8 jam lebih mungkin meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Meskipun jenis diet ini populer karena manfaat potensialnya dalam jangka pendek, penelitian kami jelas menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan jangka waktu makan biasa sekitar 12-16 jam per hari, durasi makan yang lebih pendek tidak terkait dengan umur panjang," ujar Zhong.
"Penting bagi pasien, terutama mereka dengan kondisi jantung atau kanker yang sudah ada, untuk menyadari hubungan antara jendela makan 8 jam dan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Temuan studi kami mendorong pendekatan yang lebih berhati-hati dan dipersonalisasi terhadap rekomendasi diet, memastikan bahwa mereka sejalan dengan status kesehatan individu dan bukti ilmiah terbaru," tambah Zhong.
Studi ini tidak menunjukkan bahwa pola makan terbatas waktu menyebabkan kematian akibat penyakit kardiovaskular tetapi mengidentifikasi hubungan antara jendela makan 8 jam dan kematian akibat penyakit kardiovaskular.(lia)