Sayangnya, kelemahan datang dari orang terdekat. Sang istri, tergiur oleh janji kekayaan, mengkhianati suaminya dengan mencari kelemahan Nabi Syam’un.
Akibatnya, Nabi Syam’un berhasil ditangkap dan dihadapkan kepada Raja Israil.
Namun, kekuatan sejati tidak dapat diukur dengan ikatan fisik semata.
Meskipun tubuhnya terikat dengan potongan rambutnya sendiri, kekuatan batin Nabi Syam’un tidak tergoyahkan.
Allah SWT mengembalikan kekuatannya, hingga beliau mampu menghancurkan tiang dan merobohkan istana sang raja, mengakhiri kezaliman yang merajalela.
BACA JUGA:Waduh, Sidang PPP-Nasdem Ditunda karena Nyaris Ricuh, Begini Awal Mulanya!
BACA JUGA:10 Nutrisi Penting Bagi Ibu Menyusui, Yuk Cari Tau Apa Saja dan Manfaatnya!
Meskipun disiksa hingga matanya buta, Nabi Syam'un tidak pernah kehilangan keyakinan.
Dalam doanya, beliau memohon pertolongan kepada Allah SWT. Dan atas izin-Nya, kekuatan dan penglihatannya dikembalikan, membuktikan bahwa yang zalim akan binasa, sementara kebenaran akan tetap tegak.
Kisah Nabi Syam’un Al-Ghazi tidak hanya tentang keperkasaan fisik, tetapi juga tentang kekuatan iman dan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan.
Dia bersumpah akan melawan kebatilan dan beribadah tanpa henti selama 1.000 bulan.
Dalam cerita para nabi, keabadian bukanlah tentang lamanya usia, melainkan keberanian dan kesetiaan dalam menjalani perjuangan.
BACA JUGA:Bersiaplah! Pendaftaran Taruna Akademi TNI 2024 Telah Dibuka, Simak Persyaratannya!
Semoga kisah ini memberi inspirasi bagi kita semua untuk tetap teguh di jalan kebenaran, meskipun menghadapi cobaan yang berat.
Wallahu’Alam Bishowaf.