Menelusuri Asal Usul dan Tradisi Imsak, dari Zaman Nabi SAW hingga ke Indonesia

Kamis 14 Mar 2024 - 04:30 WIB
Reporter : Rohim
Editor : Alfery

Namun, seiring waktu, istilah ini telah secara resmi dipakai dalam kalender dan poster dengan sebutan 'Jadwal Imsakiyah'.

BACA JUGA:4 Tips Agar Bangun Sahur jadi Lebih Mudah, Dijamin Tepat Waktu dan Makin Semangat!

BACA JUGA:6 Resep Menu Sahur Pertama, Praktis dan Tidak Membosankan, Cobain Bun!

Sayangnya, banyak yang keliru memahami bahwa puasa dimulai pada waktu imsak, sehingga jika seseorang masih makan atau minum pada saat imsak, puasanya dianggap batal.

Perlu pemahaman yang jelas bahwa puasa sebenarnya dimulai pada waktu Subuh, bukan pada waktu imsak. 

Dalam Alquran, Allah berfirman, "...Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam...." (QS Al-Baqarah: 187)

Rasulullah selalu menunda sahur beberapa saat sebelum fajar. Beliau melakukan ini untuk memberikan waktu yang cukup bagi umatnya untuk makan sahur sebelum waktu Subuh.

BACA JUGA:5 Dosa Kecil yang Menggerus Pahala Puasa Ramadan, Cek Apakah Kamu Termasuk?

BACA JUGA:Tidur Siang Saat Puasa Ternyata Miliki Manfaat Kesehatan Berlimpah, Cek Yuk Apa Saja

Dalam sebuah hadis, ketika Bilal memanggil adzan pertama, Rasulullah mengatakan, "Makanlah dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum memanggil adzan kedua, karena dia tidak akan memanggil adzan kecuali setelah fajar yang sebenarnya."

 

Itulah tentang penafsiran yang perlu diluruskan mengenai imsak dan pentingnya sahur yang diperpanjang. Semoga bermanfaat.

Jadi, waktu berpuasa dimulai pada terbitnya fajar, namun disarankan untuk menahan diri lebih awal seperti yang diamalkan oleh Nabi SAW.

Dengan begitu, tradisi imsak yang ada di Indonesia berdasarkan pada ajaran sunnah Nabi Muhammad SAW dan pandangan ulama terdahulu.

Kategori :