MARTAPURA, SUMATERAEKSPRES.ID – Lahan seluas 1 hektare awalnya hanya menjadi lahan nganggur. Tak menghasilkan, hanya dipenuhi semak belukar.
Tapi kini, lahan yang berada di Desa Tumi Jaya Kecamatan Jaya Pura, OKU Timur kini sudah menghijau. Purnomo, pemilik lahan tersebut memanfaatkan lahannya untuk ditanami tanaman ubi racun.
Tanaman ini tak sulit dalam pemeliharaan. ‘’Memang awalnya lahan ini dipenuhi semak belukar,’’ ujar Purnomo.
Melihat lahannya nganggur, Purnomo merasa perlu membuat gebrakan. Dia ingin memanfaatkan lahan tersebut agar bisa menghasilkan.
BACA JUGA:Hai, Bunda! Inil Loh 3 Resep Kolak Ubi Ungu Kolang-Kaling yang Memikat, Segarnya Takjil Ramadan!
BACA JUGA:Ternyata Ubi Ungu Banyak Manfaatnya, loh!
‘’Lalu saya tertarik untuk menanam ubi racun. Karena dalam perawatannya tanaman ubi racun tak ribet,’’ katanya.
Selain itu, hasil dari menanam ubi racun ternyata cukup menjanjikan.
‘’Dalam 1 hektare itu potensi bisa menghasilkan 7-8 ton ubi. Sementara harga saat ini berkisar Rp1.200 per kilogram,” katanya.
Tidak hanya ubi yang dijual, batang juga bisa menjadi cuan. Dalam satu ikat isi 50 batang panjang 1,5 meter dijual Rp15 ribu. “Batang ini dijual untuk bibit,” katanya.
Soal perawatan gampang, hanya membersihkan lahan di awal, kemudian ditanam, jika ada rumput saat tunas ubi masih kecil itu cukup dibersihkan.
BACA JUGA:Budidaya Ubi Jalar, Pendapatan Bersih Rp114 Juta per Bulan
BACA JUGA:Bukan Hanya Umbinya, Rupanya Daun Ubi Jalar Juga Bisa Dikonsumsi, Simak 7 Manfaatnya Bagi Kesehatan
Kemudian, pada usia 6-7 bulan ubi racun siap panen. ‘’Untuk pemasaran pun tak sulit,’’ ujarnya.
Biasanya, akan ada pengepul yang siap menampung hasil ubi racun. ‘’Kita tinggal datangkan truk pengangkut,’’ katanya. Ubi ini dijual ke Lampung.
‘’Di sana ada pabrik pengolahan ubi racun di Lampung. Jadi begitu panen, kita siapkan truk lalu diangkut ke Lampung,” pungkasnya.