PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tepat 14 Maret (Pi Day) diperingati sebagai Internasional Day of Mathematics (IDM) atau Hari Matematika Internasional tahun 2024. Mendukung Universitas Sriwijaya (Unsri) menuju World Class University, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Doktor Pendidikan Matematika memperingati Hari Matematika Internasional kali kelima.
Kegiatan berlangsung hybrid, daring, dan luring yang berpusat di Gedung FKIP Unsri Palembang. Diikuti ratusan mahasiwa Prodi Matematika Doktor, Magister, dan Sarjana pada 24 Februari-9 Maret 2024. Dekan FKIP Unsri, Dr Hartono MA menuturkan Hari Matemarika sangat penting dirayakan. Karena secara sosial, dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan Matematika dari aspek aplikasi. "Jadi matematika tak sekedar mata pelajaran yang harus lulus. Namun bagaimana bisa menghadapi dunia nyata dengan Matematika," ungkapnya.
Bagaimana menyikapi Hari Matematika dengan mendiseminasi konsep agar lebih banyak masyarakat Indonesia menyenangi Matematika. “Tahun ini penyelenggaraan Hari Matematika Internasional di FKIP Unsri lebih sukses. Saya lihat peta yang merayakan hanya ada 2 di Indonesia, yakni Unsri dan Universitas Negeri Padang (UNP). Jadi UNESCO itu telah membuat peta, siapa saja yang memperingati Hari Matematika," sebutnya.
Dalam perayaan Hari Matematika Internasional, pihaknya mengundang keynote speaker internasional di antaranya A/prof Wanty Widjaja MEd PhD dari Deakin University of Australia dan A/prof Abdul Halim Abdullah MSc Phd dari Universitas Teknologi Malaysia (UTM). Peringatan IDM juga bersamaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-8 Prodi Doktor/S3 Matematika Unsri pada 10 Maret.
BACA JUGA:Mahasiswa Asing Meningkat, Dukung Unsri jadi WCU
"Kami ingin buat matematika menyenangkan, friendly, tidak menjadi momok, tentu muaranya nilai PISA (Programme for International Student Assessment) atau di nasional UNBK kita makin bagus ke depan. Selaras program pemerintah, pemerataan program mutu pendidikan melalui UNBK," tutur Hartono.
Prodi Doktoral Matematika Unsri sendiri sudah berdiri 8 tahun. Menjadi program S3 pertama dan satu satunya di FKIP Unsri. Telah menghasilkan 19 orang doktor pendidikan matematika. Hingga Juni 2024, Prodi Doktoral Matematika Unsri sedang menunggu hasil proses sertifikasi akreditasi internasional.
"Kami ingin berkiprah secara nasional dan Internasional. Itu suatu cita-cita kami. Kami juga terus tingkatkan kinerja publikasi jurnal dan kolaborasi riset internasional. Di antaranya kolaborasi dengan Utrecht University dari Belanda, Universitas Brunei dan tahun ini juga insya Allah dengan Daikin University Australia," terangnya.
Publikasi juga sudah terindeks Scopus untuk Jurnal Mathematics Education (JME) dan Jurnal Pendidikan Matematika (JPM) sudah terindeks Sinta II. Dua jurnal ini jadi pioner untuk jurnal lain untuk lebih ditingkatkan. Kepala Prodi Doktor Pendidikan Matematika Unsri, Prof Dr Zulkardi Mikom MSc, mengatakan, tema IDM tahun ini “Bermain dengan Matematika (Playing with Math)”.
BACA JUGA:Bawa Fisip Unsri Menuju Internasionalisasi, Harapan pada Dies Natalis Ke-41
BACA JUGA: Dies Natalis ke-41, FISIP Unsri Bakal Melangkah ke Dunia Internasional
"Kita bisa lihat hasil kerjaan mahasiswa S1. Mereka membuat game-game supaya matematika jadi lebih menyenangkan. Prof Wanty dan Prof Abdul Halim banyak sekali menceritakan baik informal maupun riset, bermain matematika itu salah satu strategi belajar matematika dengan menyenangkan dan tidak sulit," ujar Prof Zulkardi.
Dijelaskan, sebenarnya permainan tradisional seperti engklek, kelereng, tali, enggrang itupun anak-anak sudah bisa sambil belajar matematika. "Permainan tradisional ini juga harus kita jaga budayanya supaya tetap ada. Sehingga belum masuk sekolah saja anak-anak sudah terbiasa berpikir. Secara tidak langsung, dia teringat pernah bermain dan belajar matematika secara informal," tukasnya.
Prof Wanty Widjaja MEd PhD dari Deakin University of Australia mengungkapkan bagaimana berpikir matematika dengan problem solving yang digunakan guru agar belajar matematika jadi lebih menyenangkan. "Saya kira peluang pendidikan Indonesia untuk maju cukup tinggi, seperti programnya Pak Zulkardi, kontes literasi matematika itu cukup inovatif. Hanya saja dari segi prestasi perlu banyak ruang diperbaiki sama seperti di Australia," ungkapnya.