PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pemerintahan Joko Widodo, melakukan simulasi makan siang gratis bagi siswa. Bahkan sudah dibahas di rapat kabinet, untuk penganggarannya pada APBN 2025 yang pendanaannya diusulkan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Program makan siang gratis yang dikabakarkan bakal menyedot dana BOS ini, ditanggapi beragam oleh guru honerer yang juga masih bergantung dari dana BOS. Fauzi, salah satu guru SMA di Palembang menyambut baik program makan siang gratis untuk siswa.
BACA JUGA:9 Ide Kegiatan yang Bisa Dilakukan Anak SD Selama Ramadan, Bikin Anak Tidak Bosan Puasa
BACA JUGA:Ini Aturan Makan Siang yang Perlu Dipatuhi Agar Berikan Manfaat Optimal Bagi Tubuh
Namun menurutnya, alangkah baiknya pendanaanya jangan diambil dari dana BOS. Sebab dana BOS yang ada sekarang ini saja dikurangi untuk pendanaan makan siang gratis, maka sudah barang tentu akan berdampak pada biaya kegiatan lainnya.
Kecuali, besaran dana BOS yang sekarang ditambah. Maka program makan siang itu bisa saja terlaksana. “Tapi kalau hanya mengandalkan dana BOS yang ada sekaran,g rasanya sulit.
Bisa -bisa gaji kami guru honorer ini dipangkas (kurangi)," ucap Fauzi, guru honorer yang sudah memiliki NUPTK.
Sementara salah satu kepala SMA yang enggan disebutkan namanya, juga menyebut orogram makan siang dari pemerintah ini bagus. “Tapi sampai sekarang sekolah belum menerima pemberitahun," sebutnya.
Siswa yang mendapat makan siang gratis saat di sekolah, tentu akan membantu meringankan beban orang tua untuk biaya jajan anaknya.
“Tapi kalau diambil dari dana BOS yang ada sekarang, sangat sulit. Kondisi sekarang saja minimalis, apalagi mau diambil untuk biaya makan gratis. Tentu akan semakin habis, ya sangat tidak bisa bergerak,"ujarnya
Dia menjelaskan, sekarang besaran dana BOS yang diterima Rp 1,5 juta per siswa. Dia berharap bisa dinaikkan paling tidak Rp2 juta per siswa per tahun. Sebab dana BOS dipergunakan untuk operasional sekolah, biaya gaji guru honor dan tendik yang memiliki NUPTK.
"Kalau hanya mengandalkan dana BOS sekarang, sudah sangat minimalis dan akan semakin minimalis. Masa’ siswa makan, gurunya puasa," ucapnya sambil ternyum
Kabid SMA Disdik Provinsi Sumsel Drs Joko Edi Purwanto MSi, melalui Kasi Sarpras Obet Hower SPd MM, mengatakan di Sumsel hanya ada BOS reguler. Besaran dana BOS untuk SMA, Rp1,5 juta per siswa per tahun.
“Kalau BOS afirmasi, Sumsel tidak ada,” terang Obet. Sementara untuk dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kinerja tahun 2023, ada 158 Satuan Pendidikan menerima tambahan dari BOSP Khusus Sekolah Pengerak, Sekolah Memiliki Prestasi dan sekolah dengan kemajuan terbaik.
Menurutnya, di Sumsel total siswa SMA ada sekitar 216.393 dari 600 satuan pendidikan. "Program makan siang gratis bagi siswa bagus.