"Semoga uji coba yang telah di laksanakan di Tangerang, bisa memberikan gambaran pelaksanaan yang sesungguhnya kelak. Serta diharapkan adanya aturan/payung hukum yang jelas tentang makan siang gratis yang dilaksanakan oleh masing-masing sekolah,” imbuhnya.
Usulkan dari Dana BOS Afirmasi
Seperti diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, melakukan simulasi makan siang gratis di di SMP Negeri 2 Curug Tangerang, Kamis, 29 Februari 2024. Itu program capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Airlangga menjelaskan, dari simulasi ini diharapkan pemerintah pusat bisa memetik pembelajaran untuk melaksanakan program yang sebenarnya pada 2025. Menurutnya pada simulasi itu, menunya cukup beragam dan terukur nilai gizinya.
Pemkab Tangerang menyediakan 4 menu utama makan siang dengan harga masing-masing Rp15.000. Adapun menu yang disediakan adalah nasi ayam tepung, nasi ayam semur telur, gado-gado, dan siomay. Juga mendapatkan tambahan berupa buah-buahan, sayur.
Program makan siang gratis dilakukan secara bertahap. Sebagai gambaran, tahap awal diberikan kepada balita hingga ibu hamil. Kemudian dilanjutkan sampai tahap SMP, hingga ke daerah yang memiliki angka stunting tinggi.
Jumlah penerima berdasarkan dari program sebelumnya data di Kementerian Kesehatan, balita sebanyak 22,3 juta, anak TK 7,7 juta, SD 28 juta, dan Madrasah hingga SMP 12,5 juta anak. Program makan siang gratis ini sudah dibahas pada rapat kabinet, 26 Februari 2024 lalu.
"Kita ’kan minta arahan Pak Presiden Joko Widodo, bahwa pemerintahan itu berlanjut, keberlanjutan. Oleh karena itu program yang memerlukan anggaran itu dipersiapkan di inmark di RAPBN 2025," jelasnya.
Sehingga nanti pelaksanaan RAPBN adalah pemerintah mendatang supaya bisa berjalan lancar. “Agar pelaksanaan program ini bisa dilakukan dengan lancar pada 2025 mendatang,” sebutnya.
Airlangga juga menggungkapkan, pembiayaan program makan siang gratis bakal dibiayai dengan dana BOS. "Kami mengusulkan pola pendanaannya melalui BOS Spesifik atau BOS Afirmasi, khusus menyediakan makan siang untuk siswa," bebernya.
BOS yang sekarang disebut sebagai Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), adalah program Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dana BOS terdiri dari 3 jenis, yaitu Dana BOS reguler, afirmasi, dan kinerja.
Dana BOS Reguler dialokasikan untuk membantu kebutuhan belanja operasional sekolah. Termasuk pembelian alat multimedia pembelajaran, pemeliharaan dan perawatan sarana sekolah, serta penerimaan peserta didik baru.
Sementara dana BOS Afirmasi, untuk mendukung operasional rutin bagi satuan pendidikan dasar dan menengah. Misalnya yang berada di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T). “Dana BOS Afirmasi 2024/2025 akan difokuskan untuk sekolah penggerak,” katanya.
Sementara dana BOS Kinerja, dialokasian bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang dinilai berkinerja baik dalam menyelenggarakan layanan pendidikan. “Jadi dana BOS yang akan diusulkan untuk membiayai makan siang gratis ini, dari jenis afirmasi,” bebernya.
Selama ini, dana BOS berasal dari anggaran untuk Kementerian Pendidikan, yang setiap tahun mendapat jatah 20 persen nilai APBN. Dengan harga menu Rp15 ribu per siswa sekali makan tanpa susu untuk 70 juta siswa, maka diperlukan Rp450 triliun per tahun.
Alokasinya 2024-2025 dari dana APBN 2025. Anggaran Kemendikbud pada 2024 sebesar Rp660,8 triliun atau 20 persen dari APBN 2024. Maka anggaran makan siang gratis tidak mungkin diambil dari anggaran rutin Kementerian Pendidikan.