PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Menjelang bulan Ramadan ini, harga kebutuhan pokok diprediksi mengalami peningkatan. Hal ini patut menjadi perhatian, sehingga Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel pun me-warning pemerintah daerah (pemda) dan stakeholder terkait agar mewaspadai pergerakan harga kebutuhan pokok yang tidak terkendali.
"Iya, jelang Ramadan dan Lebaran biasa terjadi peningkatan harga dan ini akan berpengaruh pada angka inflasi. Makanya kami minta pemda memperhatikan hal tersebut," kata Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyudi MSi, kemarin.
Menurutnya, peningkatan harga pasti terjadi karena ada peningkatan konsumsi masyarakat terkait barang dan jasa. Tak hanya makanan, tetapi juga pakaian, transportasi, sandang, dan komoditas lainnya. "Tak heran jika produsen pun sering menaikkan harga dan ini perlu antisipasi,” bebernya.
Diharapkan pemda pun konsisten mengendalikan inflasi lewat gerakan seperti operasi pasar. Ini untuk memastikan pasokan barang tersedia, harga terjaga. "Kita tidak dapat menghindari bahwa akan peningkatan harga jelang Ramadan. Kita harus jaga agar harga jangan tinggi sehingga membuat masyarakat panic buying," ulas dia.
BPS pun melaporkan angka inflasi Sumsel bulan Februari sebesar 0,01 persen. Angka ini mengalami kenaikan tipis, mengingat beberapa kebutuhan pokok sudah mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, satu bulan jelang puasa. "Ini karena tarikannya kuat antara deflasi dan kenaikan harga. Tapi masih rendah dibanding angka nasional 0,37 persen," sampainya.
BACA JUGA:Belum Ditemukan Indikasi Penimbunan, Akui Harga Sembako Merangkak Naik
Meskipun ada juga isu nasional yang dihadapi Sumsel dan beberapa wilayah pantauan, untuk harga beras, cabai, minyak goreng, gula pasir, dan lain-lain. "Pantauan kita komoditinya banyak, sehingga dalam agregasi (agregat) satu bulan ini mana yang paling kuat, ternyata harga sayur-sayuran relatif turun, buah-buahan turun, itu bisa menjadi tarikan yang satu naik yang satu lagi turun," jelasnya.
Pihaknya pun mengakui gerakan yang cukup masif di Sumsel bahkan nasional, yaitu bantuan sosial (bansos) sembako langsung ikut berefek. "Artinya dengan bantuan itu, masyarakat terutama kelas bawah tidak lagi ke pasar. Mereka sudah ada cadangan berasnya di rumah," ujarnya.
Memang, katanya, ada tekanan di minggu pertama dan minggu kedua, tetapi ketika disalurkan bantuan beras, operasi pasar murah (OPM), maka kecenderungan harga beras turun lagi. "Walaupun dibandingkan Januari lalu masih naik harga, tetapi tidak terlalu tinggi," katanya.
Kepala BPS Palembang, Yudistira menambahkan untuk inflasi Kota Palembang pada bulan Februari sebesar 0,21 persen. "Inflasi ini disebabkan kenaikan harga bahan pokok, yaitu daging ayam ras, beras, dan cabai. Untuk 3 komoditi pokok ini saja share-nya mencapai 0,16 persen," sampainya saat merilis inflasi di Kantor BPS Palembang, Jumat (1/3).
Palembang mengalami inflasi lebih besar dibandingkan daerah pantauan lainnya, seperti OKI dan Muara Enim yang secara skala lebih kecil pantauan pasarnya. "Di daerah juga lebih dekat dengan sumber pangan, sehingga bisa lebih murah harganya," tambahnya.
BACA JUGA:Pastikan Stok Sembako Aman Jelang Ramadhan
BACA JUGA:Cegah Oknum Timbun Sembako, Satgas Pangan Polda Turun Tangan
Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni menegaskan untuk pasokan pangan di Sumsel aman bahkan sampai Ramadan dan Lebaran. "Kita sudah adakan sidak bersama instansi terkait dan memang stok aman, tidak ada kendala," katanya.