Jelang Nataru, Waspadai Perilaku Konsumtif
FOTO: Moh Wahyu Yulianto--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan mengingatkan untuk berhati-hati ada peningkatan konsumtif berdampak inflasi jelang Natal, Tahun Baru serta Selebrasi pesta kemenangan Paslon usai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
“Ada peningkatan konsumsi di hari raya natal, dan pada tanggal 15 ada pengumuman KPU mungkin ada pesta-pesta selamatan Kepala Daerah yang terpilih itu perlu di waspadai,”kata kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto, S.Si., S.ST., M.Si, Senin (02/12).
BACA JUGA:GSMP Program Mengubah Pola Pikir Dari Konsumtif Menjadi Produktif
BACA JUGA:Perilaku Konsumtif Sering Dilakukan Remaja, Ini Faktor Penyebabnya
Berdasarkan catatan BPS Sumsel, Pada November lalu terjadi inflasi, secara year on year (y-on-y) sebesar 0,73 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,48, sedangkan inflasi month to month (m-to-m) pada bulan November sebesar 0,58 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,70 persen.
Yang menjadi catatan penting, lanjut Wahyu pemicu inflasi dikarenakan penyesuaian harga BBM, kenaikan harga emas, kenaikan harga tomat dan bawang merah kenaikan harga minyak goreng kenaikan tarif angkutan udara dan upaya pengendalian inflasi pemerintah daerah.
“Inflasi kita sepanjang tahun ini ini yang paling tinggi tapi tetap terkendali, karena mulai langkanya Minyak goreng curah adanya pembatasan dari menteri perdagangan terhadap Migor curah, sedangkan tomat dan bawang merah hasil panen kurang maksimal sehingga mendorong harga menjadi lebih tinggi,” ujarnya
Sementara itu, daerah penyumbang Inflasi tertinggi terjadi di Palembang sebesar 0,95 persen dengan IHK sebesar 105,89 dan terendah terjadi di Muara Enim sebesar 0,08 persen dengan IHK sebesar 108,43,
BACA JUGA:Sosialisasikan GSMP, Ajak Masyarakat dari Konsumtif menjadi Produktif
BACA JUGA:Jelang Nataru, Inflasi Sumsel Bergerak, Dipicu Harga Tomat, Bawang Merah hingga Minyak Goreng
Dikatakannya, Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,68 persen.
“Kelompok kesehatan sebesar 1,78 persen, kelompok transportasi sebesar 1,60 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,55 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,87 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,50 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,69 persen.” katanya. (*)