PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Hasil diskusi Kementerian Kesehatan, Bappenas, dan Ikatan Dokter Indonesia, rasio dokter spesialis di Indonesia 0,28 dan dokter umum 1,12 per 1.000 penduduk. Itu artinya, terjadi kekurangan 96.143 dokter umum. Kondisi ini terbukti banyak dialami berbagai daerah, termasuk di Provinsi Sumsel. Kekurangan dokter masih menjadi persoalan klasik yang tak tuntas-tuntas sejak dulu.
Di Lahat contohnya, beberapa faskes bahkan tak memiliki dokter seperti Puskesmas Tanjung Sakti Pumi. “Bukan hanya kekurangan dokter spesialis, tapi juga dokter umum karena ada fasilitas kesehatan (faskes) tak memiliki dokter sama sekali,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Lahat Taufiq M Putra melalui Kabid Yankes Ubaidillah.
Ia memperkirakan ada sekitar 35 faskes di Lahat yang kekurangan dokter umum dan spesialis tersebut. “Puskesmas Tanjung Saktu Pumi itu kosong, tahun lalu sudah kita buka penerimaan untuk dokter di puskesmas tersebut tapi belum dapat," ujarnya, kemarin. Kondisi kekurangan dokter ini tentu kurang bagus bagi masyarakat, karena akhirnya mereka yang memilih berobat ke dokter harus ke daerah lain, bahkan sampai ke Pagaralam.
“Total kita kekurangan dokter umum sekitar 20 dokter. Beberapa puskesmas juga idealnya punya 3-4 dokter, sementara untuk spesialis di RS Tanjung Tebat butuh sekitar 8 dokter spesialis dasar maupun pengembangan," ungkapnya.
BACA JUGA: Penuhi Layanan Kesehatan, Indonesia Butuh Sekitar 7.400 Dokter Spesialis
BACA JUGA:Persebaran Tak Merata, Indonesia Masih Butuh 96 Ribu Dokter Umum
Kades Sidang Panjang Tanjung Sakti Pumi, Patra Jaya mengungkapkan tidak adanya dokter umum di Tanjung Sakti Pumi menjadi permasalahan bagi masyarakat. “Kita kalau berobat yang ringan biasanya jampi- jampi air putih atau beli obat warung, tapi kalau berat berobat ke Pagaralam atau Kota Lahat,” tuturnya.
Tak hanya Lahat, Pemkab Muara Enim pun butuh banyak dokter umum, gigi, dan spesialis. “Kita pun kekurangan dokter, tapi setiap kali buka penerimaan selalu sepi peminat mungkin karena di daerah, padahal ada insentif terutama untuk dokter spesialis,” ujar Kepala Dinkes Muara Enim, dr Eni Zatila MkM, kemarin. Bahkan saat ini di Puskesmas Benakat itu tidak ada dokter umum. Total Muara Enim membutuhkan sekitar 35 dokter umum, 14 dokter gigi, dan 23 dokter spesialis.
Khusus spesialis, lanjutnya, pihaknya butuh spesialis dasar seperti anak, bedah, penyakit dalam, obgyn, dan anastesi. “Saat ini untuk dokter spesialis yang ada di 3 RSUD, yakni di Gelumbang, Lubai Ulu, dan Semendo Darat Laut (SDL),” tuturnya. Pihaknya terus berupaya menambah jumlah dokter dengan kembali mengusulkan formasi CPNS maupun PPPK untuk dokter. "Untuk dokter spesialis kami siapkan tunjangan atau insentif Rp25 juta per bulan," ungkapnya.
Kepala Dinkes Banyuasin, dr Rini Pratiwi Mkes mengatakan pihaknya mengentaskan kekurangan dokter lewat program Dokter Masuk Desa. "Program itu nantinya dapat mencakup 304 desa/kelurahan yang tersebar di 21 kecamatan Kabupaten Banyuasin. Semua desa bakal didatangi dokter masuk desa, terutama daerah sulit terjangkau, sesuai jadwalnya," ucapnya.
Sebenarnya, program yang menjangkau daerah tidak terlayani dokter ini telah berjalan hampir lima tahun dan berhasil mendapatkan penghargaan Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes). “Dalam pelaksanaannya, tenaga kesehatan (nakes) di setiap puskesmas bertanggung jawab terhadap desa-desa sekitarnya. Jadi tidak ada lagi kata masyarakat tidak terlayani," jelasnya. Dokter masuk desa melakukan pemeriksaan ibu hamil, orang sakit, memberikan bantuan bagi anak balita untk pencegahan stunting, mengedukasi perilaku sehat, dan lainnya.
BACA JUGA:7.000 Lebih Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja.
BACA JUGA:Perundungan Pelajar Binus Libatkan Anak eks DPR dan Dokter Spesialis, Selain Anak Vincent Rompies
Abdul Rahman, Kepala Desa Damar Wulan, Kecamatan Air Salek mengatakan saat hendak berobat warga biasa ke poskesdes karena ada bidannya. Bisa juga ke puskesmas yang berada di Jalur 10. “Puskesmas ini sudah ada dokternya cuma jaraknya lumayan jauh sekitar 18 km," katanya.
Kadinkes OKU, Dedi Wijaya menyampaikan faskes puskesmas seluruhnya sudah terpenuhi dokter umum. “Perekrutan PPPK sebelumnya memenuhi formasi dokter pada 18 puskesmas. Namun untuk dokter spesialis ini sering tak ada pelamar, tapi tetap terus kita usulkan pada formasi penerimaan CPNS-PPPK,” jelasnya.