PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Adios Pratama (38), tewas dengan sejumlah luka bacokan dan tusukan pada tubuhnya.
Pelakunya masih tetangganya sendiri, Imam Basri (25) dan Marhan (31). Tersangka Imam, mengungkapkan cerita unik sebelum mereka bisa menghabisi korban.
BACA JUGA:Misi Tuntas, Bambang Gunawan DPO Pembunuhan Yuliani Tahun 2021 Tertangkap di Pulau Jawa
BACA JUGA:Tuntutan Belum Siap, Hakim Kembali Tunda Sidang Pembunuhan Adik Bupati Muratara
Dalam aksi pembunuhan itu, tersangka Imam menggunakan pedang panjang. Sedangkan pamannya, Marhan, menggunakan pisau kecil.
“Pertama saya bacok punggungnya, tapi tidak terluka. Karena kata orang, korban itu kebal,” aku Imam, saat dirilis di Mapolrestabes palembang, Senin, 26 Februari 2024.
Namun Imam yang sudah kalap, tidak menyerah. “Kata orang, kalau orang kebal senjata itu, penawarnya senjata yang digunakan harus ditusukkan dulu ke tanah.
Jadi saya tancapkan dulu ujung pedang ke tanah,” sebut Imam.
Setelahnya, baru Imam menyerang korban lagi. Ternyata benar, tebasan pedangnya akhirnya melukai tangan korban.
“Melihat korban terluka, baru mamang saya (Marhan) ikut menusuk korban. Akhirnya saya dan mamang, bacok dan tusuk korban berulang lagi. Sampai tewas,” bebernya.
Pembunuhan itu terjadi dekat rumah korban, di Jl Abikusno CS, Kelurahan Kemang Agung, Kecamatan Kertapati, Jumat, 23 Februari 2024.
Menurut tersangka Imam, berawal sore sekitar pukul 17.00 WIB dia melintas mengendarai sepeda motor.
Korban sedang meletakkan tanah atau pasir dan material bangunan, termasuk besi.
Karena posisi besi agak menjuntai ke jalan, sehingga tersangkut di sepda motornya Imam. “Saya tegur untuk pinggirkan besi itu, tapi korban malah marah dan menampar saya,” aku Imam.
Menurutnya, korban dikenal sebagai preman yang kenal, menjaga proyek dan alat berat di tempat kejadian perkara (TKP).