Kamu Harus Tahu, Ini Beda Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak

Senin 19 Feb 2024 - 06:00 WIB
Reporter : Englia
Editor : Englia

Indikasi penggunaan natrium diklofenak antara lain untuk tata laksana nyeri karena inflamasi, terutama nyeri muskuloskeletal. Contoh penggunaannya adalah pada pasien osteoarthritis, rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, serta nyeri akut dan kronik lain yang disertai proses inflamasi.

Sementara itu, kalium diklofenak diindikasikan untuk terapi jangka pendek pada nyeri akut yang disertai inflamasi, terapi serangan migraine akut, dan untuk terapi simptomatik pada dismenore primer.

Kalium diklofenak diklaim dapat larut lebih cepat sehingga lebih mudah diabsorpsi dan awitan kerjanya lebih cepat dibandingkan natrium diklofenak. 

Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsentrasi puncak kalium diklofenak adalah sekitar 45 menit. Sedangkan untuk mencapai konsentrasi puncak, natrium diklofenak membutuhkan waktu sekitar 2 jam.

Studi telah dilakukan untuk membandingkan natrium dan kalium diklofenak, di mana onset kerja lebih cepat ditemukan pada penggunaan kalium diklofenak. 

Namun, ada pula studi yang menyatakan bahwa keduanya memiliki efikasi yang setara.

BACA JUGA:Waspadai 5 Kebiasaan yang Bisa Picu Nyeri Lutut, Simak Ciri dan Cara Penanganannya!

BACA JUGA:7 Penyebab Nyeri Sendi yang Sering Terjadi, Kita Wajib Tahu

Sementara itu, hasil sedikit berbeda didapatkan oleh sebuah studi yang lebih baru. 

Uji klinis acak tersamar ganda dengan kontrol plasebo dilakukan untuk membandingkan efikasi natrium diklofenak 50 mg dengan kalium diklofenak 50 mg dalam mengurangi nyeri pasca ekstraksi gigi.

Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa natrium diklofenak dan kalium diklofenak lebih superior dibandingkan plasebo dalam mengurangi nyeri pasca ekstraksi gigi nonbedah, tetapi efikasi natrium dan kalium diklofenak dilaporkan setara dalam periode pemantauan 72 jam.

Secara garis besar, natrium diklofenak dan kalium diklofenak memiliki profil keamanan yang baik. 

Kebanyakan pasien dapat mentoleransi obat ini dan efek samping yang ditimbulkan umumnya ringan.

Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah efek samping gastrointestinal, seperti diare, mual, dan muntah.

BACA JUGA:Ini 7 Makanan yang Bisa Ringankan Nyeri Sendi

BACA JUGA:Heboh! Wanita Taiwan Alami Demam dan Nyeri Pinggang, Ternyata Ada Ratusan Benda Mengerikan di Dalam Perutnya

Kategori :