SUMATERAEKSPRES.ID- Buat yang sudah berusia lanjut dan sering merasakan nyeri sendi hingga sakit tubuh bagian belakang, konsumsi diklofenak mungkin sudah menjadi hal yang rutin.
Diklofenak ini digunakan dalam tata laksana nyeri akibat reaksi inflamasi, terutama muskuloskeletal, misalnya rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.
Tapi tahukah kamu jika diklofenak diformulasikan dalam bentuk garam natrium yaitu natrium diklofenak, serta garam kalium yaitu kalium diklofenak?
Apa sih bedanya?
Melansir berbagai sumber, diklofenak memiliki aktivitas antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik.
BACA JUGA:Ini Dia 6 Bahan Alami yang Ampuh Obati Sakit Gigi dalam Sekejap, Nyeri Hilang Seketika Tak Terasa
BACA JUGA:Cara Ampuh Atasi Nyeri Lutut, Cukup Pakai 3 Bahan Dapur Ini Saja!
Diklofenak bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase (COX) dan memiliki potensi yang lebih besar dalam menghambat COX-2 dibandingkan COX-1.
Seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lainnya, efek samping diklofenak meliputi gastrointestinal, kardiovaskular, dan renal.
Kalium diklofenak diformulasikan untuk dapat dilepaskan dan diabsorpsi di lambung (immediate release).
Sedangkan, natrium diklofenak biasanya beredar dalam sediaan tablet enteric-coated yang dilepaskan di duodenum (delayed-release).
Bentuk delayed release dari natrium diklofenak dikembangkan untuk meningkatkan profil keamanan diklofenak dan memberikan kenyamanan karena cukup diberikan satu kali sehari.
BACA JUGA:Sering Nyeri Dada Kiri, Waspada Risiko 10 Penyakit Ini, Nomor 3 Paling Mematikan
BACA JUGA:Cara Ampuh Hilangkan Nyeri Gigi & Segarkan Napas, Gunakan 3 Bahan Alami Ini!
Sementara, diklofenak dengan garam kalium (kalium diklofenak), memiliki kelebihan berupa absorpsinya yang lebih cepat sehingga awitan kerjanya pun lebih cepat.